Materi Inflasi- Ekonomi Makro Islam
Konsep dan Definisi Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga dari satu atau dua barang dan dalam waktu yang singkat. Secara umum dan sederhana inflasi dapat disebabkan dua hal yaitu inflasi yang timbul karena adanya permintaan masyarakat yang berlebih dan inflasi yang terjadi karena adnya kenaikan biaya produksi (Boediono, 1992:162).
- Inflasi permintaan istilah lain untuk inflasi semacam ini antara lain ialah deman-pull inflation, inflasi tarikan permintaan dan deman inflation.
- Inflasi penawaran istilah inflasi lain yang banyak dipakai untuk inflasi semacam ini ialah cost-push inflation dan suply inflation.
- Inflasi campuran yaitu inflasi yang mempunyai unsur baik demand-pull maupun cost-push. Inflasi semacam ini juga sering di sebut mixed inflation.[1]
Sementara definisi lain menegaskan bahwa inflasi terjadi pada saat kondisi tidak seimbang (disequilibrium) antara permintaan dan penawaran. Yaitu lebih besarnya permintaan dari pada penawaran. Dalam hal ini tingkat harga umum mencerminkan keterkaitan antara arus barang atau jasa dan arus uang.
Dari definisi yang ada tentang inflasi dapatlah ditarik tiga pokok yang terkandung didalamnya yaitu:
- Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berati mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dngan sebelumnya, tetapi tetap menujukan kecendrungan yang meningkat.
- Peningkatan harga tersebut berlangsung terus menerus, bukan terjadi pada suatu waktu saja.
- Mencangkup tingkat harga umu (general level of prices) yang berati tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa komodit saja.[2]
Sejarah Inflasi
Perkembangan inflasi di Indonesia seperti halnya terjadi pada negara-negara berkembang pada umumnya, fenomena inflasi di Indonesia masih menjadi satu dari berbagi “penyakit” ekonomi makro yang meresahkan pemerintah terlebih bagi masyarakat. Menjelang ahir periode baru (sebelum krisis moneter) angka inflasi tahunan dapat ditekan sampai pada single digit.
Menurut sudsut pandang moneteris jumlah uang beredar adalah faktor utama yang dituding sebagai penyebab timbulnya inflasi di setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. Di indonesia jumlah uang beredar itu lebih banyak, hal ini terjadi karena masih adanya anggapan, bahwa adanya uang kuasi hanya merupakan bagian dari likuiditas perbankan.
Penyebab Inflasi
Faktor utama yang menjadi timbulnya inflasi di Indonesia adalah jumlah uang yang beredar, di indonesia jumlah uang yang beredar lebih banyak karena masih ada anggapan bahwa uang kuasi hanya merupakan bagian dari likuiditas perbankan. Faktor yang kedua adalah defisit anggaran belanja pemerintah yang banyak sekali menyangkut tentang struktual ekonomi Indonesia karena mendorong permintaan agrerat.
Jenis Inflasi
Inflasi merayap
Inflasi menengah
Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang relatif cukup besar biasanya berkisar antara dua digit atau diatas 10%. Sifat inflasi ini berjalan dalam tempo yang singkat serta berdampak akseleratif dan akumulatif artinya bahwa inflasi bergerak dengan laju yang semakin besar. Pengaruh yang ditimbulkan terhadap perekonomian relatif cukup berat dibandingkan jenis yang pertama karena akan membebani masyarakat yang berpendapatan tetap seperti pegawai negeri, buruh, dan karyawan kontrak.
Inflasi tinggi
Inflasi dengan tingkat yang sangat tinggi dan menimbulkan efek merusak perekonomian karena menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap nilai uang. Harga barang naik berlipat – lipat dalam jangka pendek. Inflasi tinggi timbul pada saat terjadi defisit anggaran untuk membiayai proyek – proyek yang bersifat darurat dan ditutup melalui kebijakan pencetakan uang.
Inflasi rendah
Inflasi dengan laju pertumbuhan kurang dari 10 % pertahun, sehingga disebut juga inflasi dibawah dua digit. Sifat inflasi rendah ini sesuai dengan inflasi merayap (creeping inflation) dan tidak memberikan dampak yang merusak pada pereknomian. Dalam beberapa hal justru memberikan dorongan bagi pengusaha untuk lebih bergairah dalam berproduksi karena adanya dorongan kenaikan harga barang dipasar.
Inflasi sedang
Inflasi yang bergerak antara 10 % – 30 % pertahun. Pengaruh yang ditimbulkan cukup dirasakan terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti pegawai negeri dan karyawan lepas.
Inflasi tinggi
Inflasi dengan laju 30% – 100 % pertahun. Inflasi tinggi terjadi pada keadaan yang tidak stabil dan mmenghadapi krisis yang berkepanjangan. Efek yang ditimbulkan menimbulkan mulai hilangnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga – lembaga ekonomi masyarakat seperti perbankan. Aktivitas kredit, asuransi, proses produksi dan distribusi barang mengalami guncangan karena masyarakat lebih mengambil sikap aman dengan memegang barang daripada uang.
Hyper inflation
Inflasi dengan laju diatas 100% pertahun dan menimbulkan efek krisis ekonomi secara berkepanjangan. Fenomena hyper unflation biasanya menandai adanya pergolakan politik dan pergantian pemerintah atau rezim. Masyarakat benar – benar kehilangan kepercayaan terhadap mata uang.
Inflasi karena tarikan permintaan (deman pull inflation)
Inflasi yang terjadi karena kenaikan permintaan total (agregat demand) sementara produksi telah berada pada posisi full employment. Inflasi karena tarikan permintaan timbul jika peningkatan permintaan agregat bergerak lebih besar dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian. Sehingga untuk menstabilakan harga harus diimbangi dengan kebijakan mendoorong produksi sektor riil.
Inflasi dorongan biaya (cost push inflation )
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang aktif. Fenomena inflasi dorongan biaya diawali dari peningkatan upah yang merupakan komponen utama dalam aktivitas produksi.
Kebijakan ekonomi konvensional dalam mengatasi inflasi
Dalam mengatasi masalah inflasi perlu dibedakan dua bentuk inflasi yaitu inflasi merayap dan inflasi yang lebih serius terutama apabila tingkatnya melebihi 5 persen. Mewujudkan inflasi nol persen secara terus menerus dalam perekonomian yang sedang berkembang adalah hal yang sulit dicapai.
Kebijakan moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral(deman depsit). Bank sentral dapat mengatur uang giral ini melalui penetapan cadangan minimum. Untuk menekan laju inflasi cadangan mimimum dinaikan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
Instrumen lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar tebuka (jual/beli surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi pemintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. [10]
Kebijakan yang berkaitan dengan output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurukan harga.[11]
Kebijakan penentuan harga dan indexing
Kebijakan ini dilakukan dengan penentuan celling harga, serata mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik maka gaji/upah juga dinaikan.[12]
Inflasi dalam perspektif islam
Timbulnya inflasi sebagai masalah perekonomian, tidak terlepas dengan upaya-upaya manusia untuk mendapatkan kemewahan duniawi, sehingga melanggar prinsip-prinsip bermuamalah secara Islam.
Menurut ekonom Islam, Inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:[13]
- Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan, fungsi pembayaran dimuka, dan fungsi unit perhitungan. Akibat beban inflasi tersebut, orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan. lnflasi juga mengakibatkan terjadinya inflasi kembali (self feeding inflation)
- Melemahkan semangat masyarakat umtuk menabung (turunnya MPS)
- Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang – barang non primer dan mewah (naiknya MPC).
- Mengarahkan investasi kepada hal-hal yang tidak produktif seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia, dan mata uang asing serta mengorbankan investasi produktif seperti pertanian, industri, perdagangan, dan transportasi.
Ekonom Muslim, Taqiuddin Ahmad bin Al Maqrizi salah seorang murid Ibn Khaldun menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:[14]
Natural inflation
lnflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah yang tidak mampu dikendalikan orang, yaitu oleh turunnya penawaran agregatif atau naiknya permintaan agregat.
Human error Inflation
Human error inflation dikatakan sebagai inflasi yang disebabkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri. Human error inflation dikelompokan berdasarkan penyebabnya yaitu :
- Korupsi dan administrasi yang buruk
- Pajak yang berlebihan
- Percetkan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan.
Kebijakan ekonomi islam dalam mengatasi inflasi
Sebenarnya inflasi tidak dapat dihentikan ataupun dihapus. Namun laju inflasi dapat ditekan sedemikian rupa. Tokoh – tokoh ekonomi islam klasik sebelumnya telah menemukan solusi.[15]
Al – Ghazali (1058 – 1111)
Menyatakan pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang. Dalam hal ini Al- Ghazali memperbolehkan penggunaan mata uang selain dinar dan dirham dengan syrat pemerintah wajib menjaga stabilitas nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi dalam bentuk perdagangan uang.
Ibnu taimiyah (1268 – 1328 )
Ibnu taimiyah sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan nilai mata uang dan percetakan uang yang berlebihan. Ia berpendapat pemerintah seharusnya mencetak uang harus sesuai dengan nilai yang adil atas transaksi masyarakat, tidak memunculkan kezaliman terhadap mereka. Ini berarti Ibnu taimiyah menekankan bahwa percetakan uang harus seimbang dengan transksi pada sektor riil.
Husain shahthah
Husain shahthah menawarkan beberapa solusi yaitu :
- Reformasi tehadap sistem moneter yang ada sekarang dan menghubunhgkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi.
- mengarahkan belanja kepada belanja yang bermanfaat dan melarang sikap berlebihan
- larangan menimbun harta dan mendorong untuk menginvestasikannya
- Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral. Menjaga pasokan barang pokok merupakan krusial untuk bisa mengendalikan inflasi.
KESIMPULAN
Inflasi adalah kenaikan harga dari satu atau dua barang dan dalam waktu yang singkat. Faktor utama yang menjadi timbulnya inflasi di Indonesia adalah jumlah uang yang beredar. Faktor kedua adalah defisit anggaran belanja pemerintah yang banyak sekali menyangkut tentang struktual ekonomi Indonesia karena mendorong permintaan agrerat.
Ekonom Muslim, Taqiuddin Ahmad bin Al Maqrizi menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu : Natural inlation dan human error Inflation. Tokoh – tokoh ekonomi islam klasik sebelumnya telah menemukan solusi. Al – Ghazali menciptakan stabilitas nilai uang. Ibnu taimiyah, mencetak uang secara adil.
Untuk dapat mencapai perekonomian yang sehat dan stabil dibutuhkan pemahaman mengenai inflasi. Oleh karena itu dsarankan agar pembahsan mengenai inflasi ini bisa diperdalam agar pengaplikasianya dapat dilakukan secara optimal dan bermanfaat.
Referensi
- Atmadja, adwin s. Inflasi di Indonesia : Sumber-sumber Penyebab dan Pengendaliannya. Universitas Kristen Petrus
- http: // makro4d. WordPress. Di akses pada tanggal 12 oktober 2017 pukul 19.00 WIB
- Karim, Adiwarman. 2008. Ekonomi makro islam. Jakarta : PT Raja grafindo
- Milasari D, Agnes Sediana. 2010. Analisis Dampak Inflasi. Jakarta: Universitas Indonesia
- Nophirin. 2012. Ekonomi moneter. Yogyakarta: BPFE
- Reksoprayitno, Soediyono. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE
- Sukirno, Sadono. 2012. Makro ekonomi tepri pengantar. Jakarta : PT Raja grafindo persada
- Yuliadi, Imamudi. 2008. ekonomi moneter. Jakarta : PT. Macana jaya cemerlang
Oleh:
- Nur Maziyah ( 2013114070 )
- Evi Hida Salasatun ( 2013115051 )
- Tri Desiana ( 2013115368 )