Category: Inspiration

  • Akhirnya Kelihatan Titik Terangnya

    masnasih.com – Guyuran air memanjakan kedua tanganku. Aku membersihkan telapak tangan dari sabun cucian pakaian. Malam ini air tak terasa dingin dan juga tak terasa hangat. Rasanya hanya tawar saja tak ada kesegaran seperti halnya air di pagi hari. Namun membersihkan tangan dari sabun cucian pakaian membuat pikiran sedikit lega.

    Tubuhku mulai berbalik arah berbarengan dengan pikiranku yang teringat sebuah sarung bersih yang masih belum kuambil dari lemari. Suara sandal bapak juga sudah mulai terdengar, itu artinya Bapak sudah pulang dari masjid. Maghrib ini aku tidak ke masjid karena malas yang masih menjadi alasan. Kuambil sarung dari lemari dan tak lupa kaos oblong yang masih tergantung di hangernya. Aku mulai melangkah lagi ke tempat semula sembari menyampirkan kaos dan sarung di gantungan bambu dekat cucian pakaianku. Lalu aku melanjutkan mencuci pakaian dengan cara tradisional.

    Ya … Disini tak ada mesin cuci, jadi kami biasa mencuci manual menggunakan tangan. Aku sendiri suka mencuci dengan cara praktis. Ya … mencuci menggunakan tangan tanpa sikat, jadi modalnya hanya detergen dan tangan. Tak seperti orang lain yang mencuci sampai berjam-jam, aku hanya membutuhkan waktu maksimal 40 menit jika cucian banyak dan 5 menit jika hanya mencuci beberapa biji pakaian.

    Selama mencuci pikiranku memikirkan hal yang entah masih menjadi tanda tanya selama seharian. Bayangan itu muncul menemani keasyikanku saat mencuci pakaian. Hari ini aku hanya mencuci 2 sarung dan 1 kaos oblong. Jadi, aku tak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya. Seperti biasa aku selalu menyampirkan pakaian yang sudah bersih ke pipa yang terpasang di atas yang jaraknya kurang lebih 1,7 meter dari lantai sembari membersihkan pakaian yang lain.

    Selesai membersihkan semua pakaian, kupanggang pakaian diantara pipa dengan api udara malam yang mencengkam. Tak peduli apakah ada kolor ijo atau tidak. Mitos yang pernah viral beberapa tahun lalu namun sekarang lenyap entah kemana ekornya.

    Ah … rasanya lega, pakaian kotorku sudah tercuci semua. Saatnya sholat …

    “Assalamualaikum.” Suara yang tak asing itu muncul. Pikiranku langsung bisa menebak, itu suara yang tak lain adalah santri pondok depan tempat tinggalku. Aku masih melanjutkan aktivitasku yang kini sudah mulai mengambil air wudhu.

    “Kang!” Sudah kuduga adikku yang ada di ruang tamu sudah menemui santri itu dan kini memanggil-manggilku. Aku tetap melanjutkan wudhu, sampai sosok adikku muncul dari bali pintu dan memanggilku.

    “Kang. Ada anak pondok.” Ucapnya. Aku menoleh ke arahnya dan menjawab singkat.

    “Ya.” Jawabku sembari melanjutkan wudhu.

    Selesai wudhu aku masih mengabaikan santri pondok, melangkah ke musholla rumah dan sholat. Tentu aku masih terbayang-bayang apakah yang sebenarnya terjadi sehingga sudah 3 kali santri yang sakit itu diobati masih saja belum sembuh total. Pikiran itu terbawa sampai sholatku selesai dan aku hanya bisa berdoa dan berharap semoga semua masalah itu mendapatkan titik terang dan santri pondok yang sakit segera sembuh.

    Aku memang tipikal orang yang tak memikirkan kekhusukan dalam sholat, karena definisi khusuk sendiri masih simpang siur di antara ya dan tidak. Khusuk di sebagian ulama mengatakan harus tau maknanya dan meresapinya. Namun nyatanya banyak orang yang mengeluh karena ketika mereka mencoba khusu’ justru menjadi was-was. Aku sendiri sering melihat orang yang terlalu memaksakan diri untuk khusu’ akhirnya justru was-was yang didapatkannya. Dan tentu was-was sendiri tak lain datang dari setan yang selalu mengganggu manusia saat beribadah.

    Aku jadi berpikir mungkinkah mereka salah mendefinisikan khusu’ sehingga mereka justru meloloskan bisikan setan yang menjadikan mereka justru was-was?

    Kebanyakan orang mendefinisikan khusu’ adalah memahami maknanya, namun pada akhirnya mereka justru mencoba menerjemahkan arti dari bacaan sholat itu sendiri yang akhirnya justru mengganggu kekhusyukan sholatnya. Mereka cenderung bingung sendiri karena harus menerjemahkan bacaan sholatnya. Dan kemudian ada teman diskusiku yang mengatakan, “Untung yang dibaca adalah bacaan sholat yang wajib, bayangkan jika mereka membaca bacaan sholat yang sunnah, misalnya membaca surat Al-fiil atau surat an-naml,” teman diskusiku menyergitkan dahi, lalu melanjutkan “gimana jadinya coba?” Seketika aku tertawa, mengamini hal itu. Dan mulai dari situlah aku semakin kuat dugaanku tentang kesalahpahaman sebagaian orang yang mendefinisikan kekhusukan dalam sholatnya sehingga justru was-was yang didapatkan.

    Lalu aku bertanya pada guruku yang kuanggap lebih paham tentang hal itu karena sudah 20 tahun menginjak bumi pesantren. Dan jawabannya juga tak seperti mereka yang was-was dalam sholatnya. Orang yang kuanggap sebagai guru ini dalam sholat seperti sholatnya orang biasa, bahkan aku melihat sholatnya lebih cepat dari pada sholatku. Jadi jawabannya kurang lebih seperti ini, “Sholat ya biasa saja. Jangan terlalu berlebihan, nanti justru was-was.”

    Ah … sepertinya aku sudah terlalu panjang memikirkan hal yang tak harus kupikirkan, kalau ada kesempatan nanti kulanjutkan pembahasan tentang kekhusukan dalam sholat. Aku sudah ditunggu santri pondok.

    Selesai sholat aku langsung siap-siap mengambil baju kemeja dan memakainya. Tadi aku sholat hanya mengenakan sarung dan kaos oblong saja, aku memang suka sholat pakai kaos oblong saat di rumah karena mungkin malas memakai pakaian kemeja atau koko. Ini hal yang kurang baik yang tak perlu ditiru.

    Benar saja mereka sudah menunggu kehadiranku, ada dua santri yang menungguku di depan rumah dan saat melihatku keluar mereka langsung berbalik arah menuju pondok yang memang sudah ada di belakangnya sedari tadi ia berdiri saat menungguku.

    Mereka berjalan melewati lorong jalan yang tak lain adalah jalan batako yang ada di sebelah pondok itu. Aku mengikuti dari belakangnya. Tak lebih dari 20 langkah, kami sudah sampai di pintu belakang pondok dan masuk. Disana sudah ada santri yang ramai di sekeliling santri yang sedang sakit.

    Aku permisi dan duduk di sebelahnya. Lalu aku bertanya,

    “Apa yang telah terjadi?” Salah satu santri menjawab,

    “Kepalanya pusing lagi.” jawabnya penuh tanda tanya. Aku diam sejenak beberapa saat. Lalu seperti biasa aku meminta air minum dan meminta mereka untuk membacakan Alquran.

    Satu diantara mereka ada yang bertanya,

    “Surat apakah yang harus dibaca?” Aku diam sejenak dan meminta sebuah kertas beserta bolpoin untuk menulis beberapa surat yang perlu kutulis.

    “Ada kertas sama bolpoin?” Tanyaku. Dengan sigap salah satu dari mereka langsung pergi untuk mengambil pesanan ku.

    Sembari menunggu, aku mengamati santri yang sakit dan bertanya-tanya dalam hati. Apakah yang sedang terjadi? Mungkinkah ini belum selesai? Sampai kapankah ini akan berlanjut? Pikiran-pikiran itu terus terbayang dibenakku. Sudah 3 kali di obati walaupun sudah ada perkembangan akan tetapi belum ada titik terang kesembuhan total. Ini tentunya membuatku kebingungan namun mencoba untuk tetap tenang.

    Santri yang sedari tadi pergi sudah kembali membawa secarik sobekan kertas dan bolpoin di tangannya. Lalu kuterima dua pesananku dan mulai kutulis surat-surat yang kuingat di pikiran. Setelah selesai aku meminta salah satu dari mereka untuk menuliskan nama santri yang sedang sakit sembari menyerahkan dua benda itu.

    Setidaknya ada 6 surat yang kutuliskan, lalu mereka membaginya, dan aku mulai mengamati si santri yang sakit sembari menunggu pembagian surat selesai. Ada hal yang belum kumengerti dari keadaan santri yang sedang sakit. Posisinya yang seperti orang tak sadar itulah yang membuatku tertipu akan hal yang sebenarnya terjadi. Di sebelah kanan kiri adalah dua santri yang memegang tangannya entah kenapa harus dipegang padahal seperti tak ada tanda-tanda bahaya. Aku masih penuh tanda tanya dan masih tertipu oleh pandanganku.

    Aku kembali mengalihkan pandanganku ke belakang dan meminta secarik kertas yang sudah tertulis nama si santri yang sakit.

    “Sudah dibagi mbak?” Aku bertanya pada santri di belakangku yang sudah siap dengan Alquran ditangannya.

    “Sebentar mas.” Jawabnya. Ia masih menunggu satu santri yang sedang mengambil Alquran. Tak lama kemudian santri itu datang dan kertas itu ku ambil.

    Mereka sudah mulai membaca Alquran, sedangkan aku mulai mengirimkan Alfatihah untuk para Nabi dan para Auliya Allah sebagai wasilah semoga dipermudah dalam menyembuhkan si santri yang sakit.

    Aku mulai melakukan apa yang harus kulakukan. Pertama aku belum merasakan adanya sesuatu yang ganjil, aku masih menemukan hal-hal yang sebelumnya terjadi, namun ini lebih ringan dari sebelumnya. 3 kali kucoba aku masih belum menemukan titik terang. Namun aku melihat perkembangan kondisi si santri yang sakit.

    Saat aku mengamati wajahnya, ada beberapa hal yang membuatku bertanya-tanya, sepertinya ini bukan penyakit non medis, tapi sudah masuk ke penyakit medis. Berbarengan dengan usainya pembacaan Alquran, aku meminta salah satu santri untuk membantu santri yang sakit meminum air minum yang sudah dibacakan Alquran, dan disinilah mulai terungkap titik terangnya.

    Seperti biasa aku menanyakan perkembangan keadaannya. Sambil kutepuk tangannya aku bertanya,

    “Gimana mbak?” Tanyaku, “Apakah masih pusing?” lanjutku.

    “Masih pusing mas.” Jawabnya.

    Aku mengamatinya dengan cermat dan bertanya lagi,

    “Apakah pusingnya di bagian tengah?” Tanyaku memastikan. Ia tidak menjawab, hanya saja terus memegangi dahinya.

    Lalu aku bertanya lagi,

    “Apakah pusingnya dari kemarin?”

    Ada salah satu santri yang menjawab,

    “Dari tadi mas.” Namun santri yang sakit segera bersuara.

    “Sudah dari kemarin mas.” Jawabnya dengan nada lemah tapi mencoba untuk menyela jawaban santri yang mencoba menjawab itu.

    Pikiranku langsung flasback ke masa lalu di mana waktu itu aku juga pernah merasakan hal yang sama. Pusing berkelanjutan dan itulah gejala dari sakit tipes.

    Salah satu santri bertanya, “Apakah sudah ilang pengganggunya mas?” Sejenak aku diam lalu menjawab,

    “Sudah tidak apa-apa,” jawabku, “tapi pusingnya masih.” lanjutku dengan masih mencoba mencerna bagaimana aku harus mengetahui bahwa itu adalah sakit medis.

    Tak lama kemudian aku meminta mereka untuk membawanya kedokter saja karena aku melihat bahwa gejala tipes sudah benar-benar ada dalam dirinya. Kulihat dari saat ia minum, sedikit saja sudah bilang cukup. Lalu ketika ia disuap untuk makan juga tak mau banyak dan ia juga bilang tenggorokanku sakit.

    Beberapa alasan itulah yang akhirnya memperkuat dugaanku sedari tadi, dan kemudian aku memutuskan untuk menyarankannya periksa ke dokter karena ini sudah masuk ke ranah medis. Setelah aku yakin betul dengan dugaanku, mulailah si santri yang sakit menyadari bahwa dirinya memang sakit medis, buka sakit karena gangguan yang datang dari dunia lain.

    Ia pun mulai menampakkan sifat manjanya ke santri yang ada di dekatnya, mulai dari enggan untuk minum obat dan enggan untuk berobat. Namun dari sinilah aku sudah mulai lega karena pertanyaanku sudah terjawab dan titik terang sudah kutemukan. Sakit di bagian belakang leherku juga sudah tinggal 1% artinya aku sudah tidak merasakan serangan-serangan dari dunia lain seperti sebelumnya. Lalu tugas selanjutnya adalah ada pada diri si santri yang sakit dan para pengurus pondok yang bertanggung jawab atas kepengurusannya. Tugasku hanya menyarankan dan memberikan jalan lalu aku bisa tenang menjalani kehidupan yang entah kapan aku akan datang menemuinya lagi.

  • Merangkai Mimpi Itu Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan

    masnasih.com – Mimpi adalah bunga tidur memang sulit untuk dirangkai karena ia akan berjalan sesuai dengan takdir yang telah mengikat setiap insan. Namun, maksudku bukan itu. Mimpi yang kumaksud adalah mimpi di kala aku sadar, aku tidak tidur, dan aku sedang berpikir merencanakan masa depan yang gemilang atau yang sering disebut dengan impian.

    Memang sulit merangkai sebuah impian karena impian adalah masa depan yang masih dalam angan-angan, sedangkan kita? masih berada di masa lalu jauh sebelum impian itu benar-benar hadir, atau justru menyisakan kenangan pahit masa lalu.

    Impian adalah sesuatu yang masih semu. Ia hanya ada dalam pikiran, harus diwujudkan dengan kerja keras dan kegigihan si pemilik impian. Impian adalah hal yang mustahil, terbukti saat kita mengatakannya pada orang lain, mereka banyak yang tak percaya bahkan tak sedikit pula yang mengolok-olok kegilaan kita.

    Tak ada yang salah. Semua benar, siapapun pemilik mimpi benar, mereka yang mengolok-olok pun benar, semua punya dasar sesuai dengan kapasitas pikiran masing-masing. Yang salah adalah ketika kita punya impian, namun tak pernah bergerak berproses mencapai impian tersebut. Tak lain halnya mereka pecandu obat-obatan dan para pemabuk yang menghayal dikala pesta.

    Merangkai sebuah mimpi, artinya si pemilik mempunyai beban untuk berproses, dan melakukan segala hal untuk mencapai impian tersebut. Itu tak mudah. Orang lain tahu tak ada yang mau tahu, saat berproses dianggap stress, jika gagal orang lain akan tertawa terpingkal-pingkal seraya berkata, “Kau terlalu tinggi merangkai mimpimu, maka jangan heran jika sekarang kau ketiban tangga.”

    Raut muka orang senyap-senyap meninggalkan suara-suara derit yang menyakitkan hati pemilik impian. Hatipun bertanya, “Apakah benar?” Setan menjawab, “Ya, tentu saja.” Seketika juga sang pemilik impian jatuh, tak bergeming, muncul sosok bayang-bayang putih bersih mendekati sang pemilik impian, lalu pergi membawa segenggam nyawa yang telah lama dinantikan.

  • Kesaktian dan Kesesatan – Orang Sakti Cenderung Lupa Tuhan

    masnasih.com – Sakti adalah sebutan bagi orang yang mempunyai kekuatan yang hebat. Kekuatan itu bisa berupa kebal terhadap benda tajam, menghilangkan nyawa orang dengan hanya sekali pukulan, mengobati orang yang sakit karena gangguan “ghaib.” Pemahaman tersebut sudah mengakar di benak masyarakat sehingga tak sedikit darinya yang lupa bahwa sebenarnya kesaktian itu tak ada.

    Teori kesaktian sangat tidak sesuai dengan dalil semesta. “Tiada daya kekuatan apapun kecuali dari-Nya (Allah SWT.). Maka sakti hakikatnya bukan ada dengan sendirinya. Namun datang dari tempat asalnya yaitu dari Tuhan Yang Maha Esa.

    Seseorang dianggap sakti itu wajar. Tapi seseorang yang menganggap dirinya sakti itulah aibnya. Seseorang bebas menilai siapa saja yang dikehendakinya namun sebenarnya ia tidak lebih tau dari apa yang terjadi pada diri orang yang ia nilai. Namun seseorang yang menilai dirinya sendiri dengan membangga-banggakan kemampuannya itu perlu ditanyakan kewarasannya.

    Ah … Mungkin Anda masih bingung dengan yang saya sampaikan. Saya harus sederhanakan bahasanya agar mudah dipaham.

    Oke. Jadi seperti ini runtutannya.

    Kita mulai dari dasarnya dulu. Berikut adalah dasar yang perlu dijadikan patokan untuk memahami inti tulisan ini.

    Pertama, Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah. Kita sepakat bahwa tak ada kekuatan kecuali dari Allah SWT. Jadi kesaktian adalah milik Allah semata.

    Kedua, Manusia adalah makhluk yang lemah. Sepakat tidak sepakat semua orang pasti pernah merasakan yang namanya sakit kecuali raja Fir’aun yang memusuhi Nabi Musa. Namun pada penghujung usianya pun dia tenggelam bersama pengikutnya di laut merah. Jadi, dia tetap lemah.

    Sampai sini mungkin Anda sudah bisa menebak arah pembahasan saya kemana.  Bagus, kalau sudah paham. Kita tinggal lanjutkan pembahasannya.

    Baik. Sekarang kita kaitkan dengan kesaktian. Mungkin langsung kepembahasan intinya saja biar langsung mengena, oke?

    Saya mulai dari pertanyaan. Coba jawab jujur dalam hati saja. Biar tidak jenuh pertanyaannya saya masukkan ke dalam cerita. Baik kita mulai.

    Bayangkan sekarang Anda sedang jalan-jalan di sebuah perkampungan, di situ ada banyak bangunan dengan bahan dasar bambu. Suasana kampungnya adalah kampung pada zaman kerajaan. Anda berjalan melewati perkampungan tersebut dan di situ banyak orang yang berlalu lalang mereka saling menyapa satu sama lain dengan ramah.

    Di saat anda berada di tengah perkampungan tepatnya di dekat pasar (tradisional). Anda sedang asik memandangi kesibukan orang yang sudah tak terlihat di zaman sekarang. Mereka akrab dan masih suka gotong royong saling membantu satu sama lain.

    Di pintu masuk/pintu utama pasar datang seorang gerombolan orang yang datang menunggangi kuda dan memegang pedang. Wajahnya juga beringasan dan gerombolan tersebut langsung berpencar menyerbu para pedagang dan siapa saja yang ada disitu. Mereka merampas semua harta semua orang yang mereka lihat tak terkecuali Anda.

    Anda tak mungkin bisa melawan gerombolan perampok itu karena mereka memegang pedang sedangkan Anda hanya menggunakan kaos santai dan tas yang berisi  bekal untuk makan.

    Setelah mereka puas merampok dan akan pergi meninggalkan pasar sudah siap berangkat menunggangi kuda, muncul seorang pemuda entah dari mana asalnya dan menghadang mereka di pintu utama pasar.

    Kepala perampok yang ada di barisan paling depan tertawa dan turun dari kuda dan bertanya kepada pemuda tersebut dengan nada merendahkan, “Hai pemuda, kau mau jadi pahlawan atau cari mati?” Pemuda tersebut menjawab, “Aku mau kalian kembalikan semua barang-barang itu ke pemiliknya atau kalian akan berhadapan denganku.”

    Semua perampok tertawa mendengar jawaban si pemuda tak terkecuali kepala perampok itu.

    “Semua barang akan kami kembalikan kalau kau selamat dari pedang ini!” Ucap kepala perampok itu sambil mengeluarkan pedangnya dari balik bajunya, sedangkan si pemuda langsung mundur beberapa langkah dan mengambil kuda kuda.

    Dalam hitungan detik pertarungan tak bisa dielakkan lagi. Si pemuda dengan tangan kosong melawan si kepala perampok yang menghunus pedang. Pertarungan sangat sengit. Satu sama lain sama-sama sakti. Mereka mengeluarkan jurus kesaktiannya masing-masing. Dan tiba-tiba alarm hape Anda bunyi dan Anda terbangun dari mimpi. 😂

    Oke. Jadi pertanyaannya. Apakah setelah bermimpi seperti itu, Anda terinsipirasi untuk menjadi si pemuda yang sakti itu?

    Saya rasa Anda tertarik. Iya kan?

    Jika belum, mari kita lanjut ceritanya. Tapi saya akan kasih cerita yang berbeda dan lebih singkat serta kekinian 🤗

    Suatu ketika Anda sedang jalan-jalan bersama dua orang teman di jembatan penyeberangan orang yang baru saja selesai dibangun dengan desain yang indah dan unik berbeda dengan lainnya, macam jpo di jakarta yang viral itu. Kalau belum tau silakan dibayangkan saja JPO indah dan unik.

    Lagi asik-asiknya menikmati indahnya JPO, lagi asik-asiknya foto-foto sambil becanda tiba-tiba ada suara gemeruh orang berlarian yang tak lain adalah 3 orang remaja yang sedang mengejar seorang gadis cantik jelita. Namun di tengah JPO gadis itu berhenti dan berbalik badan lalu menghentakkan kakinya ke Lantai JPO. Ketiga remaja yang ada di depannya yang sedang berlari mengejarnya seketika kaku dan jatuh masih dalam keadaan mereka saat berlari.

    Suara tamparan keras terdengar dan Andapun tersadar dari lamunan karena ditampar orang yang sedang lewat di JPO. Anda sedari tadi melamun di tengah jalan soalnya hehe.

    Dari cerita tersebut apakah Anda menganggap gadis tersebut sakti dan Anda tertarik ingin sakti seperti gadis itu?

    Jawab saja dalam hati.

    Sementara itu saya akan menebak jawaban Anda. Saya meyakini tebakan saya akan tepat atau setidaknya mendekati benar.

    Jadi, tebakan saya adalah … Anda tertarik dan jika Anda diberi pilihan ingin sakti atau tidak pilihannya adalah ingin.

    Benarkah demikian?

    Benar atau tidak mari kita bahas (ini baru pertanyaan lho). Saya tidak akan membahas panjang lebar yang penting masuk intinya.

    Sakti adalah bentuk pertolongan Allah SWT. Bisa saja seseorang sakti karena dia memang diberi kelebihan oleh Allah SWT karena misi tertentu, misalnya para Nabi dan Utusan Allah, Para Auliya Allah atau bahkan orang biasa sekalipun. Semua tak lain Allah hanya memberikannya di saat mereka benar-benar butuh.

    Dan saya juga percaya bahwa kita juga secara tak langsung pernah mendapatkan kesaktian di saat-saat tertentu ketika kita dalam keadaan terdesak ataupun di saat-saat kita membutuhkan sesuatu. Namun semua itu tak lain adalah bentuk dan bukti pertolongan Allah SWT yang nyata. Inilah kesaktian yang sesungguhnya. Bukan sakti karena sakti sendiri melainkan itu adalah kesaktian yang datang dari Tuhan.

  • Setan dan Pengetahuan

    masnasih.com – Suatu hari ada seorang perempuan yang datang ke tempat tinggal saya dan meminta pertolongan karena ada seorang santri yang sakit. Tak dijelaskan secara pasti tapi kode itu sudah menjadi rahasia umum di kampung halaman saya. Ia pamit untuk ke tempat di mana santri itu berada dan meminta saya untuk menyusulnya.

    Berjalan ke belakang (rumah bagian belakang) menuju lorong dan di sebelah sumur ada keran lalu kuambil air wudhu. Bismillahirrahmanirrahim, dengan membaca doa, kuluruskan niat untuk menolong dengan harapan Allah juga menolongku untuk melakukannya. Selesai wudhu kukeluarkan sepeda yang ada di dalam rumah dan berjalan menuju tempat dimana santri yang sakit itu berada.

    Kali ini berbeda seperti biasanya. Santri yang sakit itu ada di rumah warga bukan di pondok tempat ia mencari ilmu. Saat sampai di tempat yang dituju saya disambut oleh tuan rumah dan dipersilakan masuk untuk melihat keadaan santri yang sakit. Seperti biasanya saya mencoba untuk tenang dan menyerahkan segala urusan pada Sang Penguasa Alam, bismillahirrahmanirrahim,  dengan berbagai macam campur aduk perasaan saya mencoba untuk tenang dan tidak terbawa suasana tegang yang telah tercipta. 

    Saya meminta air minum untuk minum santri yang sedang sakit. Kuminta santri lain yang menemani untuk membaca Alquran dengan harapan semoga bacaan Alquran bisa menjadi jalan untuk menyembuhkan santri yang sedang sakit.

    Air minum yang saya minta sudah datang dan seorang santri sudah mulai membacakan Alquran. Bismillahirrahmanirrahim berusaha apapun hasilnya semoga Allah memberikan kesembuhan bagi si santri.

    Saya memang suka metode penyembuhan dengan cara membacakan Alquran dan beberapa hal yang dianjurkan dalam Islam misalnya sedekah. Karena lebih aman dan terhindar dari hal-hal yang berbau syirik. Mungkin saya akan sedikit bercerita tentang ini.

    Ada beberapa hal yang mendasari saya untuk menjadikan Alquran sebagai media perantara untuk mengobati seseorang. Yang pertama, Di dalam Alquran Allah berfirman bahwa Alquran merupakan obat dan rahmat bagi orang yang beriman. Selain itu membaca Alquran juga merupakan ibadah bagi pembacanya.

    Jadi dari situ saja saya sudah untung 2 hal, yang pertama adalah Alquran sendiri yang akan menyembuhkan, dan pahala membaca Alquran yang akan menjadi wasilah untuk menyembuhkan.

    Yang kedua adalah sedekah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sedekah mampu menolak balak, melancarkan rezeki, dsb. Dua hal tersebut sudah sangat menguntungkan bagi saya. Apapun hal yang tak baik tidak akan datang karena sedekah, masalah rezeki jadi teratasi. Selain itu sedekah adalah perbuatan terpuji yang jika dilakukan setidaknya memunculkan rasa senang kepada kedua belah pihak. Yang menerima sedekah senang dan yang bersedekah senang juga karena dapat membantu orang lain. Diutamakan sedekah ke orang yatim piatu di kampungnya.

    Tak disangka dengan usaha dan kepasrahan santri yang sakit telah sembuh dan normal kembali. Saya memastikan bahwa ia sudah tidak apa-apa. Diam sejenak sambil memastikan keadaan sudah terasa aman, lalu saya pamit untuk pulang.

    Syukur Alhamdulillah pertolongan Allah selalu datang di saat yang tepat. Kutepis segala hal yang tak baik, penyakit-penyakit hati yang selalu menyanjung-menyanjung hatiku untuk mengklaim bahwa kesembuhan adalah karena adanya diriku, kekuatanku, dan kemampuanku yang sudah ada dalam diriku.

    Kuambil ambil sepeda dan pulang dengan penuh kegembiraan. Masya Allah, manusia memang terkadang perlu membantu orang lain yang membutuhkan untuk membahagiakan dirinya sendiri.  Ah.. rasanya memang tak mudah untuk melakukannya. Setan adalah musuh yang nyata bagi orang-orang yang mencoba untuk menjadi pemuja Allah yang sejati. Bisikan-bisikannya selalu menyelinap ke hati dan terkadang menjelma menjadi sebuah kata yang manis namun pahit pada kenyataannya.

    Menulis sampai sini saya jadi teringat kisah Ismail yang pada waktu itu akan disembelih oleh ayahnya (Nabi Ibrahim A.S.). Kau ingat saat setan mencoba untuk menggagalkan aksi Nabi Ibrahim yang adalah merupakan perintah dari Allah SWT. yaitu menyembelih Ismail?

    Ya. Setan membisikkan hal yang dapat membuat Nabi Ibrahim bimbang, namun ia tak berhasil. Ia mencoba merayu Ismail, ia juga gagal melakukannya. Ia merayu Sang Ibu dari Ismail (Siti Hajar), ia juga gagal dalam menghasutnya.

    Baik. Sekarang kita ambil contoh dari situ. Cara setan dalam menggoda manusia ada banyak caranya dan apapun caranya pasti ia lakukan untuk menghasut anak manusia. Jika ia gagal menghasut dengan cara bisikan, ia akan menghasut orang terdekatnya agar menggagalkan aksi-aksi manusia yang adalah tak lain adalah kebaikan. Dalam contoh di atas kita sepakat, Ibrahim adalah seorang Nabi dan Rasul, Ismail adalah calon Nabi sekaligus Rasul, dan siti hajar adalah orang yang cerdas dan taat pada suaminya (Nabi Ibrahim A.S); maka mereka dijaga oleh Allah SWT. dari hasutan setan.

    Namun dari situ kita bisa ambil pelajaran bahwa setan memang benar-benar menginginkan setiap manusia agar sesat. Apapun caranya pasti akan dilakukan selagi belum berhasil menyesatkan manusia.

    Kita tarik masalahnya jika hal itu terjadi pada orang yang bukan siapa-siapa dan katakanlah nasibnya sedang tidak beruntung, Allah tidak memberikan petunjuk orang tersebut ketika terkena hasutan setan. Maka sudah dapat dipastikan orang tersebut akan terhasut oleh setan yang jauh lebih pintar mengelabui manusia.

    Apabila hal itu juga terjadi pada diri kita, maka tentu tak seindah cerita keluarga Ibrahim. Setan mula-mula mengasut kita dari dalam hati. Subhanallah, hati seorang muslim yang bukan siapa-siapa pasti banyak terhasutnya daripada tidaknya. Apapun jenis hasutannya pasti setiap orang pernah mengalaminya. Hasutan itu bisa berupa rasa takut, sedih, bimbang, dsb. Semua itu tak lain karena setan ingin menyesatkan manusia.

    Baik, seandainya kita berhasil menaklukkan hasutannya. Kita tak tergoda dengan godaan dari dalam. Namun saat itu juga setan mencari cara lain untuk menyesatkan, ia menghasut orang yang kita percaya. Katakanlah ia menghasut orang tua agar melakukan apa yang ia minta, dan ia berhasil menghasut orang tua entah dengan apa cara ia melakukannya. Kemudian posisi kita sekarang adalah seakan-akan bukan lagi sedang berhadapan dengan musuh kita yang sebenarnya yaitu setan, melainkan ia menjelma menjadi orang tua kita karena berhasil menghasutnya.

    Lalu tiba-tiba orang tua kita mengatakan sesuatu yang tak pas di hati, lalu kita sakit hati, dan mungkin kita merasa tak pernah dihargai. Di saat inilah setan kembali datang dan menyelinap di hati dengan menawarkan berbagai pilihan yang semuanya menyesatkan. Misalnya kita sedang mencoba untuk menjadi baik, yaitu belajar menata waktu untuk beribadah dan belajar/bekerja.

    Apapun godaan dari dalam diri sendiri mampu dihadapi. Kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, sudah mau beribadah dengan tekun dan sudah nyaman dengan keadaan itu. Namun di suatu ketika, entah kenapa orang tua kita yang adalah orang yang lebih padai dalam menata kehidupannya mengatakan bahwa yang kita lakukan sebenarnya harus gini dan gini bukan gitu dan gitu. Kita disalahkan padahal sudah melakukan yang benar. Maka di saat itulah sebenarnya setan telah menjelma menjadi orang tua kita.

    Walaupun perkataan tersebut memang adalah hal yang benar, namun ketika salah menempatkan efeknya tidak baik untuk kita, itulah hasutan setan yang bisa dikatakan cukup licik tapi mematikan. Kita yang sudah susah-susah mencoba untuk baik ternyata masih disalahkan dan seperti tidak dihargai itulah yang membuat hati kita akan goyah dan jika tidak sadar akan justru melakukan sebaliknya.

  • Manusia Yang Selalu Salah Walaupun Benar

    masnasih.com – Sudah kodrat manusia yang selalu memiliki sifat pelupa dan selalu melakukan kesalahan. Apapun yang ia lakukan tak terlepas dari kedua sifat itu. Manusia tak ada yang sempurna begitu juga dengan makhluk-makhluk lainnya karena kesempurnaan adalah mutlak milik Sang Penguasa alam semesta. Manusia hanya akan terlihat sempurna manakala kita lihat dengan sekejap mata. Namun saat dilihat lebih lama, ia akan menjadi monster yang penuh dengan kehinaan.

    Sangat sulit rasanya menerima tamparan yang salah sasaran. Sakit tidak tapi bingungnya mulai membuat pening kepala. Hanya satu hal yang terlintas di kepala, kenapa hal ini harus terjadi pada orang yang kurang tepat? Walaupun pikiran tak apa tapi hati tetap terluka walaupun belum terasa.

    Godaan macam apalagi? Orang tak salah tetap saja dicari kesalahannya. Apapun yang tak sesuai dengan pandangannya selalu di atur sedemikian rupa. Apakah tak bisa diam barang sebentar saja? Ah.. setan tak akan pernah berhenti menggoda apapun alasannya.

    Potongan-potongan puzzle itu mulai terangkai dan saling terhubung. Beginilah cara setan menggoda manusia. Cara satu gagal, ia akan mencari celah lain untuk membobol dinding keimanan seseorang. Apapun caranya dia akan lakukan. Terkadang setan harus menyelinap menjadi sosok manusia, orang-orang tercinta, kerabat-kerabat kita, atau bahkan menyelinap kedalam hati kita dan peperangan dalam diri tercipta.

    Setan sangat cerdik dalam bermain. Dari cara kasar sampai yang halus ia lakukan demi menyesatkan anak adam yang memang adalah musuhnya sejak adam diciptakan di surga. Tapi Allah telah berfirman bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi kita. Dia terlihat nyata merasuk dalam diri kita, keluarga kita, sahabat-sahabat kita, dan orang yang ada di sekeliling kita.

    Maka tak ada yang bisa menjamin kita bisa terlepas dari godaan setan terkecuali dengan berpasrah diri, menyerahkan semuanya pada Allah SWT. Selalu berdoa agar dijauhkan dari segala bentuk godaan setan baik dari bangsa jin dan bangsa manusia. Fitnah setan sungguh nyata, 3 tanda-tanda kita telah terhasut oleh setan adalah munculnya perasaan was-was, ketakutan, dan kebingungan.

    3 hal tersebut jika sudah merasuk ke dalam diri kita, maka itulah pintu bagi setan untuk memperdaya lawannya. Bisa dikatakan 3 hal tersebut adalah virus yang sudah menjangkit seseorang dan jika tak segera diobati, akan dengan cepat akan menggerogoti dan mematikan.

    Subhanallah. Maha Suci Allah.

  • Download Takbiran Termerdu Hari ini Full Mp3 + Bacaan Terbaru

    Takbiran Idul Adha

    masnasih.com – Tak terasa lebaran telah tiba. Suara kumandang takbiran merdu ada di mana-mana. Ada yang dikumandangkan di masjid, ada yang menggunakan mp3, dan ada juga yang di rumah. Suasananya sungguh menenangkan dan penuh dengan keajaiban.

    Download Takbiran Termerdu Hari ini Full Mp3

    Berikut ini adalah pembahasan dalam artikel ini.

    Takbiran 2019

    Malam ini tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah 1440 bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 2019 takbiran sudah berkumandang di masjid-masjid yang ada di penjuru kota di Indonesia. Malam ini sudah memasuki hari raya Idul Adha.

    Baca Juga : Inilah Resep Bumbu Sate Kambing Sebelum Dibakar Agar Empuk

    Takbiran Hari ini

    Takbiran hari ini tidak seperti saat perayaan hari raya Idul Fitri. Hari ini lebih tenang, takbiran dilakukan di masjid-masjid. Berbeda dengan hari raya Idul Fitri, budaya takbiran tidak hanya dilakukan di masjid, akan tetapi juga di jalanan dengan pawai.

    Takbiran adalah

    Takbiran adalah lafadz takbir yang diucapkan oleh seorang muslim ketika hari raya Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Takbiran adalah tanda kemenangan bagi umat muslim.

    Bacaan Takbiran

    Bacaan takbiran untuk hari raya berbeda dengan takbir seperti biasanya. Berikut ini adalah bacaan takbiran pada hari raya.

    Baca Juga : Ini Dia Fakta Di Balik Film Terminator Genisys

    Tulisan Latin Takbiran

    Allahu Akbar 3x
    Laa Ilaaha Illallaahu Wallahu Akbar
    Allaahu Akbar Walillaahil Hamd

    Tulisan Arab Takbiran

    اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

    Bacaan Takbiran Versi Lengkap

    Bacaan Takbiran Lengkap

    Download Takbiran Termerdu mp3 Full

    Berikut ini adalah takbiran merdu yang bisa dikumandangkan untuk malam takbiran.

    Untuk mendownload video ini silakan bisa menggunakan situs download pihak ke tiga. 

    Demikianlah Download Takbiran Termerdu Mp3 Full. Semoga Bermanfaat.

    Source Image : apkpure & kabarmakkah

  • Bismillah – Mulai Ngeblog Lagi

    Mulai Ngeblog Lagi

    masnasih.com – Pagi yang tak terasa pagi lagi karena mentari sudah mulai menampakkan diri. Namun untuk dikatakan siang sepertinya perasaan ini tak rela karena masih ingin bermesraan dengan sang pagi. Hidup silih berganti, ada siang ada malam, ada naik ada turun, ada kuat ada lemah. Semuanya terbingkai di dalam dunia yang penuh dengan permasalahan.

    Tak terasa sudah lebih dari satu bulan saya meninggalkan blog ini. Tak ada konten baru yang saya publikasikan melainkan hanyalah update konten yang mungkin tak ada manfaatnya. Sungguh rasanya saya ingin kembali berkarya, namun hati ini masih belum menerima segala risiko yang telah terjadi belakangan ini.

    Blog yang telah lama diharapkan tak kunjung menjadi kenyataan, inilah yang membuat hati merasa lelah dan mencoba untuk menenangkan diri, namun tak mendapatkan jawaban yang pasti. Berhenti adalah tindakan bodoh yang saya lakukan. Membiarkan blog terbengkalai sama dengan mematikannya secara perlahan-lahan. Untuk memulihkannya kembali akan membutuhkan waktu yang hampir sama ketika sedang memulai membangun.

    Maka langkah yang paling tepat adalah memulai kembali walaupun mungkin hati belum bisa menerima kenyataan yang terjadi. Membangun kembali adalah jalan yang tepat, walaupun hati masih mengumpat. Bangun dan mulai belajar merangkak untuk bisa berdiri dan lari.

    Bismillah … Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kelancaran dalam berkarya dan sinar terang dalam menapaki gelapnya perjalanan.

    Lillahi Ta’ala..

  • Keinginan Seorang Ayah, Nak Sholat Berjamaah di Masjid.

    Ayah tak memintamu untuk mengembalikan semua hal yang telah ayah berikan, Nak. Ayah tak memintamu untuk menjadi orang yang hebat, Nak. Yang ayah inginkan hanya melihatmu tetap berjalan di jalan yang lurus, melihatmu taat beribadah, melihatmu tetap di jalan yang benar dan selalu berada dalam naungan-Nya.

    Sholat Berjamaah

    Keinginan Seorang Ayah, Nak Sholat Berjamaah di Masjid.

    masnasih.com – Setiap orang tua menginginkan kehidupan anaknya lebih baik dari dirinya, tak melihat apakah orang tua tersebut adalah orang yang baik atau orang yang belum bisa baik. Keinginan orang tua juga berbeda-beda sekalipun tujuannya adalah satu yaitu kebaikan. Mereka mempunyai cara pandang yang berbeda, mereka punya keyakinan yang berbeda, semuanya tergantung dan terbatas pada pengetahuannya. Pengetahuan yang luas akan mudah diterima oleh anaknya, namun ketika pengetahuannya tak lebih luas dari anaknya, anak akan kesulitan memahami keinginan orang tuanya.

    Baca Juga : Dzikir Setelah Sholat Fardhu yang Biasa Saya Lakukan

    Baik versi orang tua belum tentu baik menurut anaknya. Terkadang anak lebih memilih jalan lain untuk melakukan kebaikan yang ia anggap sebagai kebaikan yang seharusnya. Perbedaan pandangan inilah yang menyebabkan terjadinya gesekan antara anak dengan orang tuanya. Ortu menginginkan ini dan anak melakukan itu. Mungkin tujuannya adalah sama, namun ketika anak melakukan dengan caranya belum tentu diterima oleh orang tuanya.

    Aku ke pingine sampean do jamaah karo ngaji. Fulan dolanan sewengi gelem jamaah atiku kroso adem.

    (Ayah hanya berharap kalian berjamaah di masjid dan mengaji Alquran. Fulan bermain sampe larut malam bahkan pagi jika masih mau berjamaah, hati Ayah merasa nyaman).

    Baca Juga : Cara Bangun di Waktu Subuh dan Tidak Kesiangan

    Sebagai anak tentu perlu mengetahui apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Sebagai orang tua juga perlu memperjelas harapannya, semuanya tak lain untuk menciptakan suasanya damai dalam keluarga, semuanya merasa senang dan bahagia tak ada dusta tak ada derita.

    Nak. Ketika kamu sudah baik, jangan gadaikan kebaikanmu karena terlalu nyaman dengan teman-temanmu.

    Baca Juga : Keajaiban Sholat Dhuha [Kisah Nyata]

    Link Source : 

    1. https://www.masnasih.com/2019/03/dzikir-setelah-sholat-fardhu.html 
    2. https://www.masnasih.com/2019/02/cara-bangun-di-waktu-subuh-dan-tidak.html 
    3. https://www.masnasih.com/2018/09/keajaiban-sholat-dhuha-kisah-nyata.html
  • Kata Kata La Tahzan – Jangan Bersedih

    Quotes La Tahzan

    Laa Tahzan, hidup bukan untuk diratapi, tetapi untuk dijalani.

    Kehidupan selalu berubah. Tak selamanya kita hidup enak, dan tak selamanya kita hidup dalam kesengsaraan. Hidup terkadang di atas dan terkadang di bawah. Ketika kita di atas di saat itulah kita diberi ujian apakah kita bisa bertahan tetap  hidup sederhana atau justru sebaliknya. Ketika kita sombong maka justru kebahagiaan kita tak akan lama berganti dengan kesusahan.

    Ketika kita di bawah kita juga diberi cobaan apakah kita bisa bertahan atau justru tak kuat menghadapinya. Ketika kita bisa bertahan maka kebahagiaan akan didapatkan. Bahkan akan mendapatkan kebahagiaan lebih dalam dibandingkan jika kita tak pernah mengalami kesusahan.

    La tahzan. Hidup hanya sekali, Maka pergunakan untuk hal-hal positif. 

    Kegalauan hanya akan membuat diri kita semaki galau. Cara terbaik untuk hidup adalah menjalaninya dengan lapang dada. Galau boleh-boleh saja tetapi jangan buat diri kita hancur karena kegalauan. Jalani saja hidup ini sebagaimana mestinya. Kita tak bisa merubahnya akan tetapi kita boleh meminta dan berusaha mendapatkannya.

    Galau adalah hal yang lumrah. Namun jangan jadikan galau sebagai alasan kita untuk berhenti berjalan meraih cita-cita masa depan. Biarkan kegalauan berlalu lalang dan biarkan hati ini merasakan kesakitan, namun jangan biarkan hidup kita berhenti dan tak mengusahakan impian yang telah kita bangun selama bertahun-tahun.

    Laa tahzan. Hidup untuk beribadahh, bukan untuk menyerah dan malas melakukan perintah 

    Tetap jalankan kewajiban dan badai pasti akan menghilang. Kita tak akan tau kapan badai datang dan dan berlalu. Kita hanya bisa berusaha tetap berjalan dan tidak berhenti di dalamnya karena kita tak akan pernah tau apakah badai akan berlalu atau justru badai akan tetap menerjang. 

  • Kenapa Hidup Banyak Masalah – Penjelasan Tentang Masalah

    Gambar anak kecil

    masnasih.com – Jika seseorang menginginkan sebuah kenyamanan, santai, tidur-tiduran, tidak kerja tapi ingin kaya dan hidupnya penuh dengan kebahagiaan, itu tidak benar. Pemikian semacam itu dapat menurunkan produktivitas seseorang, sehingga akan selalu berpikiran pragmatis yang setiap sesuatunya ingin diraih dengan mudah tanpa susah.


    Baca Juga : Keajaiban Sholat Dhuha [Kisah Nyata]

    Kenapa Hidup Banyak Masalah – Penjelasan Tentang Masalah

    Namanya hidup pasti ada masalah. Masalah yang datang silih berganti dan tak pernah henti sampai waktunya manusia menghembuskan nafas terakhirnya.

    Masalah hidup menurut Islam

    Dalam Alquran Q.S Adz-dzariyat Ayat 25 disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan Jin dan Manusia adalah untuk beribadah.

    Sedangkan dalam dalam surat al-a’raf ayat 16-17 disebutkan bahwa iblis akan mengganggu manusia dan akan menyesatkannya dari segala penjuru.

    Kedua dalil di atas adalah bukti bahwa pasti ada cobaan untuk menjalani kehidupan karena iblis telah berjanji akan mengganggu manusia. Jadi jangan heran kalau hidup banyak masalah. Tanda-tanda seseorang terkena godaan Iblis adalah was-was dan selalu pesimis.

    Baca Juga : Gila Lu Ndro – Masak Gue Harus Satu Lawan Seribu?

    Pemikiran yang salah

    Jangan pernah berpikir, kenapa harus ada masalah, kenapahidup penuh cobaan dan ujian, hmm… masalah selalu ada, kenapa ada masalah, ada-ada aja masalah yang muncul, kenapa masalah selalu datang, kenapa hidup banyak cobaan. Berpikiran semacam itu wajar-wajar saja tetapi jika berlarut-larut dalam memikirkannya akan membuat kita justru lemah dan gampang menyerah.

    Sebuah Proses

    Hidup adalah sebuah proses untuk menemukan kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan tak akan mampu dirasakan jika kita tak mengenal apa itu kesusahan. Kita harus berproses menghadapi berbagai macam cobaan dan rintangan, dengan begitu kita akan tau apa itu sebuah kebahagiaan.

    Baca Juga Contoh Jadwal Kegiatan Harian Pribadi Simple dan Elegan

    Terkadang Menyenangkan

    Tak selamanya masalah adalah beban. Menganggap masalah adalah beban itu tandanya orang yang culun, penakut, dan pesimis akan potensi yang dimiliki. Masalah adalah ibarat sebuah teka-teki yang penuh dengan jebakan dan pasti mengandung risiko, kita harus berani memilih dan mempertanggung jawabkan pilihan yang kita pilih.

    Tetap Jalani

    Lari dari kenyataan tak akan pernah menyelesaikan masalah. Segala hal yang belum terselesaikan segera selesaikan dengan sungguh-sungguh. Tak ada alasan untuk lari dari kewajiban yang dianggap sebagai masalah dalam kehidupan. La Tahzan Jangan pernah pikirkan hasil sebelum mengerjakan. Kerjakan sekarang dan lupakan (hasil adalah bonus atau koreksi untuk masa depan).

    Baca Juga : Contoh Jadwal Kegiatan Harian Pribadi Simple dan Elegan

    Aku Bisa Kamupun Bisa

    Setiap orang memiliki masalah. Berkecil hati akan membuat kita justru semakin kecil. Katakan,”Aku Pasti Bisa.” Niscaya kita akan dapat menghadapinya. Optimisme harus di pupuk mulai sejak dini untuk menghadapi masa depan yang belum terprekdisikan. Jangan mengeluh, tetap fokus, jangan berbalik arah, tetap kejar masa depan yang kita inginkan.

    Kesuksesan Itu

    Hidup tanpa masalah kita tak kan tau apa arti kesuksesan. Belajar mulai dari sekarang, lawan diri sendiri, pasti menang. Banyak orang yang gagal bukan karena tidak mampu menghadapi cobaan ataupun lawan, tetapi mereka kalah bertarung dengan dirinya sendiri yang selalu mengecilkan hati padahal mereka mampu.

    Inilah pelangi kehidupan yang muncul diantara carut marut dunia dalam diri seseorang. Tetap semangat dan tunjukkan gairah dalam berproses menuju sukses.


    Baca Juga : Cara Menghadapi Dosen Pembimbing yang Super Sibuk