Category: Inspiration

  • Alun-Alun Kedungwuni Tempat Yang Cocok Untuk Hiburan Keluarga

    masnasih.com – Dulu alun-alun Kedungwuni adalah tempat sepi di malam hari. Jika kita masuk dari jalan masuk sebelah barat, maka di sebelah kiri adalah masjid, Kantor Kelurahan Kedungwuni, SMPN 2 Kedungwuni dan Kantor Kecamatan Kedungwuni. Jika kita masuk dari jalan masuk sebelah timur, maka di sebelah kanan kita akan melihat SMAN 1 Kedungwuni padang ilalang berduri dan SMKN1 Kedungwuni.

    Bangunan kantor dan sekolah itu menghadap ke lapangan. Ada 3 lapangan yang pernah ada di alun-alun Kedungwuni. Lapangan yang dekat dengan jalan raya adalah lapangan bola berdampingan dengan arena balap BMX. Lalu ada lapangan voli berdampingan dengan arena balap motor cross, dan yang paling ujung utara adalah lapangan utama yaitu Stadion Manggala Krida, namun lapangan ini tidak terawat dengan baik, bangunan penonton yang kusut dan bau minuman keras yang menyengat tak lepas dari tempat itu.

    Suasana waktu itu sangat tidak nyaman, sepi, dan mencekam saat kita memasuki kawasan itu di malam hari, terkecuali jika ada pasar malam.

    Sekarang Alun-alun Kedungwuni disulap menjadi sebuah lokasi yang cukup ramai dan asik untuk jalan-jalan keluarga. Lapangan utama sudah disulap menjadi lapangan yang cukup bagus dan terawat. Bangunannya pun sudah rapi, serta ada penjaganya di malam hari. Lapangan tengah disulap menjadi lapangan upacara dan di pojok timur tenggara didirikan sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat beberapa petak ruangan. Ada perpustakaan, samsat online, dan beberapa ruang yang belum saya ketahui fungsinya. Sedangkan padang ilalang di depan SMKN1 Kedungwuni disulap menjadi taman yang asik untuk sekedar melepas penat.

    Sulap yang tak kalah ajaib adalah di lapangan paling depan dekat dengan jalan raya. Lapangan bola dan juga BMX itu disulap menjadi tempat untuk jalan-jalan keluarga. Di tengah dibuat taman, taman itu dikelilingi oleh arena bermain anak-anak atau tempat jogging jika dipagi hari, dan di sekeliling arena ada trotoar. Sebelah barat dan timur untuk tempat jualan makanan dan jajan, sedangkan sebelah utara dan selatan biasa digunakan untuk tempat penyewaan permainan anak-anak sekaligus arena bermain.

    Tak sampai disitu saja, di jalan utama juga ada trotoar di tangahnya, juga digunakan untuk tempat jualan jajan ringan.

    Sekarang Alun-alun Kedungwuni hampir tak pernah sepi. Warung-warung makanan ada yang buka dari pagi setiap hari. Sedangkan untuk permainan dan jajan jalanan buka setiap jam 4 sore hingga 10 malam. Malam Jum’at dan malam ahad lebih ramai dibandingkan malam-malam lainnya, dan pagi harinya sampai jam 12 siangnya ada pasar tiban.

    Bisa dikatakan, sekarang alun-alun Kedungwuni menjadi ladang untuk mencari uang, perekonomian Kecamatan Kedungwuni terangkat dengan adanya konsep alun-alun yang seperti sekarang. Tak sedikit warga masyarakat yang ikut memanfaatkan momen ini untuk mencari mencari rezeki.

  • Pudarnya Cahaya Kehidupan Bagaikan Gerhana di Malam Purnama

    masnasih.com – Pernahkah kau merasa kebaikanmu telah di ujung puncak, namun perasaanmu justru terpuruk?

    Pernahkah kau merasa jenuh dengan kebaikan yang telah kau lakukan, sehingga kau ingin mencoba sesuatu yang kau jauhi sebelumnya?

    Pernahkah kau merasa kebaikanmu tak dihargai, lalu kau ingin berhenti menjadi orang baik?

    Saat-saat itulah cahayamu pudar, pancaran sinarmu redup karena hatimu tak cukup kuat untuk membackup energi yang begitu kuat.

    Terkadang kita memang tidak bisa lepas dari posisi seperti ini. Posisi yang membuat kita jauh dari Tuhan, posisi yang membuat kita jauh dari kerumunan orang, posisi yang begitu tidak menguntungkan.

    Kau merasa bahwa dirimu yang sekarang adalah bukan dirimu, tetapi seperti dirimu yang lain, atau dirimu yang digerakkan oleh energi lain yang bukan merupakan keinginanmu sendiri.

    Hatimu berdebat dengan hatimu sendiri. Ada konflik dalam batin, terkadang menyisakan luka, atau bahkan semakin memperkeruh keadaan.

    Itulah redupnya cahaya bulan di malam purnama. Tak ada yang bisa menolak jika hal ini telah terjadi. Yang terpenting pikiran kita tidak terkontaminasi oleh racun-racun yang telah merasuk batin. Itu adalah kunci utama untuk keluar dari kegelapan tersebut.

    Cahaya hati yang telah redup bisa kita hidupkan dengan mengingat Tuhan. Jangan percaya pada cerita-cerita mistis yang tak jarang menyesatkan pikiran. Cerita-cerita dari tangan-tangan iblis yang tak pernah bertanggung jawab.

    Tanamkan dalam hati Tuhan dalam hati. Apapun yang telah terjadi biarkan berlalu. Boleh disesali tetapi segeralah lakukan kebaikan untuk menawarkan rasa pahit yang tercipta.

    Basuh muka dengan air, tenangkan pikiran, berhentikan segala aktivitas, beristirahatlah walaupun tidak tidur. Kau perlu menyadari bahwa apa yang telah kau lakukan, apa yang telah kau perbuat, apa yang telah terjadi, semua hal yang tidak baik terjadi karena kau lelah. Lelah membuat fungsi tubuhmu menjadi tidak stabil. Otak yang seharusnya bisa untuk berpikir, menjadi lambat atau bahkan berhenti berpikir seketika karena lelah. Otot yang seharusnya bisa kau gunakan untuk hal positif, kau tak bisa mengendalikannya.

    Bisa dikatakan kelelahan bisa menjadikan iblis semena-mena mengendalikan tubuhmu. Melalui bisikan dari dalam hati ia tanamkan, sehingga otakpun bekerja sesuai dengan bisikan itu, dan organ tubuhmu juga bergerak sesuai dengan instruksi otak yang sudah tidak bisa berpikir jernih.

    Adanya malam dan siang adalah sebuah rahmat Tuhan yang patut kita syukuri. Siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat. Waktu bekerja cukup panjang dan waktu beristirahat juga cukup panjang. Semuanya sudah tertata rapi, yang jika kita lakukan dengan semestinya akan menjadi sebuah keseimbangan dan proses kehidupan yang seimbang dan sehat.

    Jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukan hal yang memaksa otak mu untuk terus bekerja, jangan pula memaksakan diri untuk memporsir tubuhmu untuk terus beraktivitas. Kita tak tahu kapan otak kita akan berhenti berpikir, dan kita tak tahu kapan tubuh kita berhenti beraktivitas, yang jelas otak dan tubuh memiliki batas maksimal untuk bekerja. Dan jika kau tetap memaksakan untuk menjalankannya, tak menutup kemungkinan peredupan cahayalah yang akan terjadi. Hidup merasa tak berarti, jenuh pada kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukan.

    Berlakulah adil untuk dirimu sendiri. Kau tak bisa memaksakan dirimu untuk menjadi seperti yang kau mau, yang sebenarnya justru menghancurkan angan-anganmu itu. Namun jika semua telah terjadi, jangan pernah diungkit-ungkit lagi. Kau boleh menyesal, bertaubat, dan tenangkan dirimu, ambil secangkir teh hangat, rasakan setiap seruputan dan hirup aroma wanginya. Tarik napas dalam-dalam … dan lepaskan pelan-pelan.

    Kau harus yakin, bahwa semua telah baik-baik saja, kembali seperti sedia kala. Tanamkan sikap optimis, berpikir positif, munculkan impian yang pernah kau tanamkan dalam hati. Lalu hadirkanlah Tuhan di hatimu, dan malaikat-malaikat-Nya di sisimu. Dan katakan pada musuh-musuhmu, hai musuhku, apakah kau cukup berani untuk berhadapan denganku?

    Banggalah pada keyakinanmu, kau punya Tuhan yang selalu ada di hatimu, kau punya malaikat-malaikat yang selalu menjagamu. Dan saat kau merasa musuhmu cukup dekat, pasrahkan semuanya pada Tuhanmu dan biarkan malaikat-malaikat yang akan menghadang musuhmu.

  • Mencari Ketenangan Yang Sebenarnya Justru Membawa Masalah Baru

    masnasih.com – Semilir angin siang ini begitu nikmat. Pepohonan yang masih asri menghiasi setiap sudut kuburan yang sepi, hening, menyisakan suara kicauan burung dan gemerisik dedaunan. Aku masih diam jongkok menghadap ke makam yang tak lain adalah beberapa batu nisan dimana keluargaku dikebumikan.

    Kedatanganku ke makam awalnya adalah sebuah keterpaksaan walaupun aku tahu, aku harus apa ke makam. Namun, keterpaksaan itu seakan menjelma menjadi kebutuhan. Terlebih lagi setelah aku merenungkan aku datang untuk mendoakan, dan aku datang untuk mengingat kembali apa yang telah kulupakan –kematian.

    Aku melamun dikuburan?

    Tidak. Aku membaca beberapa Surat Alquran dan doa yang masih kuingat. Kira-kira 10 menit untuk menyelesaikan semuanya itu. Dan di waktu yang bersamaan itulah aku merenung, sembari mengamati dan menikmati suasana alam di sekitar area pemakaman.

    Hari ini aku sengaja datang ke pemakaman agak siangan. Karena, selain aku mengantar adek sekolah, juga memanfaatkan wifi di depan sekolah adek kurang lebih sejam. Aku menghabiskan waktu itu dengan mengupload beberapa video Qori’ yang tak lain adalah H. Mu’min Ainul Mubarok –Qori’ Internasional, dan juga memposting artikel di blog, dan sisanya untuk chatingan dengan seseorang yang sedang aku semogakan dan usahakan untuk menjadi pendamping masa depan. Kamu tahu sendirilah.

    Suasana asri di pemakaman membuat pikiranku tenang. Mungkin saat ini aku sedang dalam kondisi alpa. Seperti tenangnya saat aku sholat atau mungkin saat aku mengguyur seluruh tubuhku dengan air sejuk –pikiran jadi tenang. Dan saat itulah aku merenung, lalu terlintas dalam benakku, yang lebih kurang seperti ini,

    “Aku datang ke kuburan tak lain karena untuk mengingatkan diri bahwa aku juga akan mati. Eh. Tapi apa sih tujuan sebenarnya aku harus ke kuburan? Oh, iya. Niatnya adalah mendoakan, lalu khikmahnya adalah mengingat kematian.”

    Setelah itu aku bertanya-tanya lagi,

    “Tapi kenapa selama ini –selama ke kuburan– aku belum pernah merasakan sedikitpun ketakutan akan kematian?”

    “Mungkin aku belum mendapatkan itu, aku belum sadar, atau … aku memang Tuhan belum menyadarkanku untuk saat ini.” Batinku.

    “Ah. Ingat ataupun tidak yang penting aku sudah melakukan apa yang harus kulakukan.  Intinya, aku sudah berdoa, dan sudah mencoba untuk mengingat kematian.” Lalu aku mencoba untuk berpikir tentang orang-orang yang telah ada di balik tanah yang ada di sekelilingku. Lalu terlintas dalam benakku,

    “Sekarang semua orang –mati, sama. Dia yang dulunya banyak berbuat kesalahan, atau yang dulunya penuh dengan kebaikan, sekarang tenang di alam sana. Mereka sudah tidak lagi berurusan dengan dunia yang tentunya tak lepas dari kesalahan. Mereka sama. Sama-sama terlepas dari ikatan permasalahan dunia.”

    Namun, beberapa saat kemudian aku berpikir.

    “Mungkin ini akan menjadi jawaban untuk orang-orang yang frustasi, karena banyak masalah yang harus dihadapi dari dalam dirinya sendiri, atau dari orang lain yang harus ia temui.

    Ya. Jawaban yang paling tepat untuk mengatasi kegalauan itu adalah mati. Dengan mati dia akan terlepas dari segala hal yang terikat dengan dunia.”

    Namun, setelah itu aku juga teringat,

    “Tapi, walaupun kamu sudah terlepas dari segala ikatan dunia, kamu akan bermasalah dengan pertanggung jawabanmu selama di dunia.”

    “Ya.. kalau kamu orang baik dan tak pernah berbuat dosa, mungkin kau akan senang di alam sana. Tapi, kalau kamu masih banyak dosa, kamu justru mendapat masalah lagi bahkan lebih bermasalah. Dan balasannya … nyata.” Aku tersenyum dalam hati. Lalu aku berhenti pada suatu kesimpulan.

    “Dan, seharusnya kita bersyukur. Kita masih diberi kesempatan hidup. Tentu tak lain untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri, membuat hidup lebih berarti, dan.. mencoba untuk menghindari segala hal yang harus kita hindari –larangan yang telah ditentukan oleh-Nya.” Hatiku merasa tenang setelah menyelesaikan kesimpulan itu.

    Sepertinya aku baru saja menemukan pengetahuan baru. Pengetahuan yang datang begitu saja, dan aku yakin ini juga buah jawaban dari pertanyaan yang pernah aku galaukan sebelumnya. Tak menutup kemungkinan, orang lain juga mungkin banyak yang membutuhkan.

    Suara motor terdengar mendekat. Kukira hanya aku yang datang ke pemakaman se-siang ini. Namun, ternyata ada orang lain yang justru lebih siang dariku. Adanya orang yang datang membuatku terbayang ke hal lain. Masa lalu dan masa depan. Namun, ini sudah masuk ke ranah pribadiku. Jadi, mungkin akan kuceritakan jika memang nanti dibutuhkan.

    Aku menyelesaikan tahlil dan menutupnya dengan doa. Lalu aku bangkit berdiri dan berjalan ke motor sesekali memalingkan muka ke orang yang barusan datang. Biasa penasaran dan memastikan siapa tahu kenal. Tapi tidak.

    Ku nyalakan mesin motor, dan aku mulai meninggalkan area pemakaman.

    Aku baru menyadari, ternyata di setiap tempat,  menyimpan begitu banyak pesan yang tersimpan apik, bisa kita petik. Bukan hanya dipetik, lebih tepatnya dipanen atau dalam bahasa jawanya dibrongsong. Dan jika dibedah, maka akan terlihat banyak kilauan mutiara yang tersimpan rapi di dalamnya. Jumlahnya jangan kau tanyakan lagi, tak terbatas. Kita tak mungkin bisa menjelaskan semuanya. Kita hanya bisa memetiknya satu atau dua buah saja, dan sisanya akan tetap menjadi misteri yang masih tersembunyi entah sampai kapan, aku juga tak mengetahui.

    * * *

    Sampai kapan kita akan tetap tenang

    Sampai kapan kita akan tetap berdiam

    Sampai kapan kita akan tetap membungkam

    Sedangkan di sana … ada yang sedang menunggu kepastian

    Kepastian yang masih tersamarkan oleh perilaku kita, namun masih mengharapkan kebaikan-kebaikan

    Bukan karena Ia butuh, bukan karena Ia membiarkan kita kebingungan, bukan karena Ia membiarkan kita dalam kecemasan, melainkan karena Ia sayang, cinta pada kita dan semua kebaikan yang kita lakukan … akan kembali pada diri kita sendiri, bukan pada-Nya.

  • Berbeda Tetapi Sama

    masnasih.com – Beberapa cerita dari berbagai genre memiliki gaya penyampaian yang berbeda. Namun, tujuannya adalah sama. Sama-sama ingin menyampaikan sebuah pesan melalui cerita. Dari satu genre pun berbeda-beda cara menghiasnya. Setiap penulis mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda satu sama lainnya. 

    Oh, iya. Saya masih berbicara tentang dunia kepenulisan. Karena, dunia ini masih begitu menggoda di benak saya. Saya sendiri sejauh ini masih berkutat di genre non fiksi. Itu tak lain karena tulisan yang saya buat bukan sebuah cerita namun artikel ringan baik berupa opini, berita maupun tutorial. Saat saya tertarik untuk membuat novel, saya harus membaca banyak novel dengan berbagai genre.

    Sebelumnya saya berpikir ingin menggabungkan berbagai genre agar cerita menjadi menarik. Daan, ternyata berbagai genre itu membuat saya harus memilih genre mana yang paling pas untuk saya jadikan fokus
    utamanya. Lalu, saya berpikir. Saya harus kembali ke titik awal dimana saya harus memulainya dengan gaya bahasa saya sendiri dengan kekayaan kata sendiri yang masih miskin.

    Iya. Maksudnya belum begitu mengenal kata-kata yang seindah sastra puisi misalnya.

    Berbeda tapi sama. Saya biasa menulis, tapi bukan berarti saya bisa menulis segalanya. Tulisan saya terbatas pada kapasitas pengetahuan yang telah saya dapatkan sebelumnya. Saya bisa menulis apapun pengetahuan yang sudah ada di pikiran. Dan jika harus menulis sesuatu yang baru, maka saya harus belajar lagi bahkan dari awal. Hanya saja yang membedakan, saya tidak terlalu susah untuk merangkai kata-kata karena kata-kata itu sudah ada dalam otak saya sebelumnya.

    Satu hal yang saya suka, belajar hal baru membuat saya sadar bahwa ternyata ada sesuatu yang jauh bermanfaat, lebih sepesial, amazing, dan gilaak…. Menyadarkan saya pada kebodohan yang tak pernah lepas dari pikiran ini.

    Oh, iya. Saya juga mau sampaikan. Besok adalah hari ulang tahun blog ini. Kalau mau ngasih kejutan bisa hubungi admin buat nanya alamat pengiriman hadiah.

    Ups.  Bukan itu. Saya mau bilang, mungkin
    Ke depan blog ini akan banyak tulisan yang berupa pengalaman pribadi atau lebih tepatnya curhatan. Jadi, mungkin akan sedikit lebay. Namun, saya rasa akan jauh lebih banyak manfaatnya daripada saya harus memaksakan diri menulis tuliskan yang kurang saya sukai. Lalu, hasilnya justru kurang mengena, kurang bisa dipahami.

    Yah. Itulah sekilas info yang sedikit penting. Semoga tidak membingungkan.

  • Salah Satu Ciri-Ciri Tulisan Bagus Adalah Berasal Dari Banyak Pikiran

    masnasih.com – Tak pernah disadari bahwa saat menulis sebenarnya kita telah mengutip dari banyak pikiran yang berlainan. Hal yang paling sederhana ketika pena mulai meninggalkan jejaknya setidaknya mengutip dari pikiran orang lain yang pernah tertanam melalui komunikasi yang pernah dijalin sebelumnya. Kita bisa ambil contoh ketika seseorang mencaci misalnya. Lalu, kita menulis tentang bagaimana sikap orang lain yang pernah mencaci itu entah berupa susunan kalimat sarkas, ancaman, ataupun susunan kalimat lainnya.

    Tulisan yang bagus akan mengutip dari berbagai sumber. Minimal mengutip dari cara penyampaiannya, struktur kalimatnya, atau kekayaan kosakatanya. Lebih-lebih mengutip kalimatnya itu akan jauh lebih berwarna.

    Kutipan menandakan adanya perkembangan pengetahuan. Terlebih lagi jika tulisan yang dikutip adalah dari pada pemikir, pakar-pakar dalam bidangnya, ini akan jauh lebih berwarna. Adanya kutipan menandakan kekayaan tulisan. Tulisan tanpa kutipan bagaikan sayur tanpa garam, ia terlalu tawar untuk dirasakan.

    Kutipan juga menandakan sikap rendah hati seorang penulis. Karena, ia sadar bahwa segala pengetahuannya mustahil datang begitu saja tanpa membaca. Ia sadar bahwa ada titik balik, ada asal usul kenapa ia harus menulis dan ada pegangan yang perlu dijadikan pijakan untuk mulai menulis, sehingga tulisan tetap fokus dan tak melebar kemana-mana.

  • Mimpi Buruk – Bangun Tidur Menggigil Ketakutan

    masnasih.com – Serentetan cerita misteri, horor, triller, paranormal, dan genre sejenisnya yang memuat konten-konten pembunuhan, penganiayaan, penindasan dari yang skalanya kecil hingga skala besar meninggalkan jejak negatif buruk bagaikan mimpi buruk yang menakutkan hingga saat bangun atau sadar bayangan itu masih ada dan melekat dipikiran sehingga apapun yang terjadi di kehidupan nyata akan dikait-kaitkan dengan cerita yang telah ia baca/lihat.

    Sayang seribu sayang. Seorang penulis pandai merangkai kata-kata, mempermainkan pikiran pembaca, tapi ia tak memikirkan dampak yang ia timbulkan setelahnya. Aku sedang tidak menyalahkan siapa-siapa, hanya saja menyesal dan menyayangkan cerita yang begitu bagus nan indah membebaskan pikiran berimaginasi liar, namun hal negatif yang ia pikirkan.

    Seorang penulis hendaknya memperhatikan apa yang akan ia tulis, terutama dampak dan akibat yang akan ditimbulkan, apakah akan berakhir positif atau justru berakhir negatif.

    Ya.. aku tau, pesan-pesan yang kau sampaikan dalam cerita itu bagus, ending cerita juga positif. Namun, kau harus tau “saat kau terlalu banyak menampilkan adegan yang terlalu bagus itu tentu yang akan tersampaikan justru pesan bagusmu itu” (sarkas).

    Setiap cerita harus di dominasi sisi positifnya, atau setidaknya tokoh utama tidak membiarkan dirinya menganggap biasa hal-hal yang melanggar norma atau hukum positif yang ada. Jika pelanggaran sudah terjadi, maka ceritamu justru akan merevolusi pikiran pembaca dari yang normal menjadi tak normal. Artinya, semua pembaca akan jadi gila setelah membaca ceritamu itu. Tidur pun tak enak karena mimpi buruk datang begitu saja, dan bangun tidur menggigil ketakutan.

    Sejauh ini aku tetap menghargai dan aku salut dengan ceritamu yang membuatku benar-benar merasakan setiap alur cerita dan terbawa dengan suasananya. Itu cukup membuatku terpana dengan hasil kerja kerasmu yang adalah pencapaian luar biasa. Hanya saja satu hal yang aku sayangkan. Ceritamu terlalu bagus untuk dibuang, namun terlalu indah untuk dikenang. Aku tak menemukan satupun pesan yang bisa kujadikan pijakan. Maka ceritamu kubuang hanya saja aku masih menyisakan alur dan bahasa pemikat yang mungkin akan berguna bagi ceritaku yang nanti akan kubuat.

    “Orang lain akan menilaimu buruk manakala kau lebih dominan menampilkan sisi burukmu, dan orang lain belum tentu menilaimu baik mana kala kau masih melakukan hal yang tak baik.”

  • Ternyata Dunia Itu Seimbang – Bukti Kasih Sayang Tuhan

    masnasih.com – Kita tak pernah menyadari walaupun kita mengetahui. Ada hitam ada putih, ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada kuat ada lemah, ada bahagia ada duka, ada tinggi ada rendah, ada pulang ada pergi; dan semuanya itu adalah bukti bahwa setiap sesuatu berpasangan dan satu sama lainnya saling menjaga keseimbangan.

    Kita tak akan pernah mengenal salah satunya jika kita tak mengenal yang lainnya. Dikatakan tinggin karena ada yang rendah, dikatakan duka karena ada bahagia, dikatakan kehidupan karena ada kematian; dan semuanya itu adalah tak lain karena sistem alam yang berimbang saling melengkapi satu sama lain sehingga alam tak mudah bergoncang.

    Entah kenapa saya suka membahas tentang ‘masalah’. Mungkin makhluk yang satu ini seringkali datang tanpa permisi dan pulang mengiris hati. Masalah selalu saja hadir tanpa di undang dan pulang tanpa ditendang. Kehadirannya pun tak disadari dan ia selalu mengusik hati tanpa pernah dicurigai. Inilah kenapa saya ingin sekali menelanjanginya sampai ia malu menjadi benalu.

    Ah… Tapi hatiku yang lain protes. Jangan salahkan masalah, salahkan dirimu sendiri. Masalah justru mengingatkanmu, menyadarkanmu, membawamu kembali ke jalan yang seharusnya kau lalui, bukan lalai karena kenyamananmu sendiri.

    Hm… Benar juga. Masalah memang selalu datang. Tetapi, ia pulang meninggalkan seribu pengetahuan dan pengalaman. Tapi tetap saja masalah adalah benalu yang setiap saat membelenggu, bahkan menitik rendahkan kehidupanku. Jadi aku harus tetap membuatnya kapok, jera, atau minimal ia merasa teracuhkan dan putus asa atas kelakuannya sendiri, lalu ia pergi meninggalkan seribu pengetahuan tanpa menyisakan kegalauan.

    Aku hanya ingin katakan, hati-hati dengan masalah karena ia tak pernah bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Misinya adalah membuat setiap orang sadar, namun jika dominan bisikan setan, maka ia akan menyisakan kehancuran.

  • Waktu Yang Berlalu Begitu Cepat Seperti Kilat

    masnasih.com – Pagi ini waktu terasa begitu cepat. Mataku yang masih terasa sepet mulai melebar suara mp3 murottal quran masih terdengar dari hp yang kutaruh tepat di sebelah kepalaku. Jam di ponsel masih menunjukkan pukul 03.36 WIB, ku perbaiki posisi tidur dengan mata yang mulai terpejam kembali untuk melanjutkan tidur barang sebentar jam sampai jam 4. Baru beberapa detik tertidur aku bangun lagi dan melihat jam ternyata sudah pukul 04.01 WIB aku sempat kaget karena rasanya baru beberapa detik terpejam 25 menit lewat begitu saja. Aku yang masih belum percaya dengan kejadian aneh ini. Masih dengan posisi yang sama kupejamkan lagi kedua mata.

    Namun baru sebentar saja memejamkan mata bapak memanggilku dengan nada khasnya yang menjengkelkan. Kulihat jam ternyata sudah pukul 04.06 WIB. Aku masih belum beranjak dari tempat tidur, kupejamkan mata sebentar dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 04.09 WIB. Aneh tapi nyata, 3 kali berturut-turut dan sepertinya aku masih sadar betul dan kondisi badang masih fit tidak sakit, tapi entah kenapa waktu begitu cepat berlalu seperti dilipat. Ini adalah kejadian aneh pertama yang kualami tentang waktu yang cepat tak bisa dicerna dengan pikiran. Aku sadar betul lipatan waktu yang terakhir, aku melihat jam lalu aku membenarkan posisi tidur dan ketika aku melihat jam, 3 menit sudah berlalu begitu cepat. Padahal, jika dipikir maka membenarkan posisi tidur tak akan mungkin lebih dari 30 detik.

    Hm … Apakah ini yang dimaksud waktu yang melipat? Entahlah apa itu namanya yang jelas aku mengalaminya sendiri. Mungkin aku akan berpikir bahwa itu karena aku lelah dan tertidur. Namun nyatanya hal itu terjadi 3 kali berturut-turut dan saat itu aku sadar betul dengan apa yang kulakukan. Yang pertama mungkin aku tertidur, tapi yang kedua dan yang ketiga aku dalam keadaan sadar.

    Ah … mungkin aku harus mengembalikan semuanya pada Sang Pencipta Jagat Raya. Karena Dialah yang menciptakan segala sesuatunya. Dialah yang berkuasa atas segalanya. Semoga keanehan itu menjadi jalan yang menghubungkan antara hatiku dengan dzat Tuhan Yang Maha Agung.

  • Ketikan Jari Tangan Disela Waktu Luang

    masnasih.com – Burung-burung bercengkerama di atas genteng rumah bercuit saling bersautan. Pagi ini terasa begitu indah. Udara segar yang berhembus juga semakin memperindah suasana. Aku menarik napas dalam-dalam dan sungguh nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan. Kesegaran udara pagi sepertinya memang membawa seribu obat yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, pikiranku mulai melayang membayangkan nikmat-nikmat yang terlintas dipikiran.

    Semenjak aku terbangun malam tadi, rasanya seperti ada sesuatu yang harus kulakukan. Kebiasaanku memang seperti itu, aku selalu mendapatkan ide dari mimpi-mimpi indahku. Hal itulah yang seringkali membuat moodku membaik dan semangatpun tumbuh membara. Ada dua ide bisnis yang kudapatkan dari mimpiku. Yang pertama adalah aku harus menjual beberapa akun penting yang tak lain karena untuk mendapatkan modal usaha jual pulsa. Dan ide berikutnya adalah membuat blog agar lebih berkembang dengan cara menambah subdomain dan membutuhkan banyak tim untuk mengelolanya.

    Dua ide ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Ide pertama tantangannya adalah aku harus menjual akun google books. Jika berhasil setidaknya aku bisa mendapatkan modal 2 juta dan maksimal 4,5 juta jika semua akun terjual. Dan ide kedua, tentu ini adalah proyek jangka panjang yang harus dimulai dari diriku sendiri. Tantangannya aku harus bisa konsisten dan lebih giat lagi untuk menulis dari pada sebelumnya. Namun, jika berhasil finansialku terjamin dan rencana-rencana selanjutnya pun akan berjalan. Ya. Aku mempunyai rencana yang mungkin tak pernah orang lain duga sebelumnya. Aku tidak akan mengatakannya sebelum aku berhasil mencapainya. Atau mungkin … biarlah waktu yang akan menjawabnya.

    Ah … aku teringat hari ini adalah hari libur. Penantian panjang yang selama ini kunantikan penuh harap belum juga menampakkan tanda-tanda kehadirannya. Sebenarnya aku tak peduli apakah hari ini adalah holiday atau bukan, karena aku memang sedang libur panjang … aku cuti kuliah tanpa izin, jadwal registrasi ulang bulan lalu tak kuhiraukan karena memang aku belum punya uang untuk membayarnya. Bolos adalah pilihan yang menurutku paling tepat. Selain aku bebas, aku juga bisa berkarya tanpa batas mencoba sesuatu yang walaupun belum belum jelas kepastian hasilnya.

    Banyak orang yang bingung dengan jalan pikiranku. Entah karena mereka belum tahu atau memang pikirannya belum sampai ke situ. Sebagai mereka mendukung dan sebagiannya lagi mengkhawatirkanku bahkan ada yang mencoba menghentikan ide ini.

    Ah … Namanya dunia, kalau tak ada tantangannya tentu kurang greget rasanya.

    Kuambil Hp yang tergeletak di atas tikar, dan mulai kuketikkan kata demi kata untuk mencurahkan segala keluh kesah ini.

  • Ketikan Jari Tangan Disela Waktu Luang

    masnasih.com – Burung-burung bercengkerama di atas genteng rumah bercuit saling bersautan. Pagi ini terasa begitu indah. Udara segar yang berhembus juga semakin memperindah suasana. Aku menarik napas dalam-dalam dan sungguh nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan. Kesegaran udara pagi sepertinya memang membawa seribu obat yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, pikiranku mulai melayang membayangkan nikmat-nikmat yang terlintas dipikiran.

    Semenjak aku terbangun malam tadi, rasanya seperti ada sesuatu yang harus kulakukan. Kebiasaanku memang seperti itu, aku selalu mendapatkan ide dari mimpi-mimpi indahku. Hal itulah yang seringkali membuat moodku membaik dan semangatpun tumbuh membara. Ada dua ide bisnis yang kudapatkan dari mimpiku. Yang pertama adalah aku harus menjual beberapa akun penting yang tak lain karena untuk mendapatkan modal usaha jual pulsa. Dan ide berikutnya adalah membuat blog agar lebih berkembang dengan cara menambah subdomain dan membutuhkan banyak tim untuk mengelolanya.

    Dua ide ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Ide pertama tantangannya adalah aku harus menjual akun google books. Jika berhasil setidaknya aku bisa mendapatkan modal 2 juta dan maksimal 4,5 juta jika semua akun terjual. Dan ide kedua, tentu ini adalah proyek jangka panjang yang harus dimulai dari diriku sendiri. Tantangannya aku harus bisa konsisten dan lebih giat lagi untuk menulis dari pada sebelumnya. Namun, jika berhasil finansialku terjamin dan rencana-rencana selanjutnya pun akan berjalan. Ya. Aku mempunyai rencana yang mungkin tak pernah orang lain duga sebelumnya. Aku tidak akan mengatakannya sebelum aku berhasil mencapainya. Atau mungkin … biarlah waktu yang akan menjawabnya.

    Ah … aku teringat hari ini adalah hari libur. Penantian panjang yang selama ini kunantikan penuh harap belum juga menampakkan tanda-tanda kehadirannya. Sebenarnya aku tak peduli apakah hari ini adalah holiday atau bukan, karena aku memang sedang libur panjang … aku cuti kuliah tanpa izin, jadwal registrasi ulang bulan lalu tak kuhiraukan karena memang aku belum punya uang untuk membayarnya. Bolos adalah pilihan yang menurutku paling tepat. Selain aku bebas, aku juga bisa berkarya tanpa batas mencoba sesuatu yang walaupun belum belum jelas kepastian hasilnya.

    Banyak orang yang bingung dengan jalan pikiranku. Entah karena mereka belum tahu atau memang pikirannya belum sampai ke situ. Sebagai mereka mendukung dan sebagiannya lagi mengkhawatirkanku bahkan ada yang mencoba menghentikan ide ini.

    Ah … Namanya dunia, kalau tak ada tantangannya tentu kurang greget rasanya.

    Kuambil Hp yang tergeletak di atas tikar, dan mulai kuketikkan kata demi kata untuk mencurahkan segala keluh kesah ini.