Category: Inspiration

  • Sastra Abadi – Hidup itu Begini Part 2

    masnasih.com – Semilir angin membuat pikiran menjadi fresh. Panasnya pikiran terminimalisir dengan adanya angin yang berhembus spoi-spoi. Di saat seperti inilah jari jemari mampu bergerak berdampingan dengan pikiran dan perasaan tanpa penolakan.

    Ketenangan juga ikut andil dalam memuluskan jari jemari, pikiran, dan perasaan dalam melakukan tugasnya. Ketenangan mampu menciptakan lingkungan damai dan sejuk, tentunya ini adalah dambaan semua orang. Kesibukan telah merebut ketenangan setiap insan, maka ketenangan adalah obat penawarnya.

    Suasana yang nyaman tercipta oleh angin yang berhembus spoi-spoi, tak ada kebisingan, ketenangan, dan kesejukan. Suasana nyaman membawa kenikmatan yang mendalam. Efek yang ditimbulkan pun berupa kebaikan-kebaikan, sopan santun, saling mengalah, saling mengingatkan, saling menjaga, saling menghormati, dan saling melengkapi.

    Sayang seribu sayang, tangan manusia menyulap semua menjadi menakutkan, mencengkam, mengerikan, dan memprihatinkan. Bayang-bayang kehancuran kian memperlihatkan kejelasannya. Tangan-tangan yang terlalu terampil hingga lupa mana yang harus dimanfaatkan dan mana yang harus dibiarkan. Tangan-tangan itu mengambil kebahagiaan semua orang.

    Masa depan terlihat gelap, tak ada satupun bintang yang terlihat, secuil cahaya pun tak ada, semuanya gelap pekat. Mencari obor tak ada kayunya. Semua bahan untuk membuat api hilang terseret derasnya air bah yang datang. Pohon-pohon telah tumbah, menyisakan sisa dedaunan yang basah dan kotor akan air yang telah bercampur lumpur.

    Tak ada bantuan yang datang, orang yang suka menolong kini butuh pertolongan. Yang ada hanya tangisan sesungukan balita-balita yang kehilangan orang tuanya, orang tua yang kehilangan anaknya, dan remaja yang kehilangan keluarganya.

    Semua itu terjadi manakala dunia tanpa Sifat Kasih Allah SWT.

  • Sastra Abadi – Hidup Itu Begini

    masnasih.com – Panasnya situasi politik membuat pikiran saya lelah karena harus menahan diri untuk tidak baper, terbawa suasana, dan ikut memperkeruh suasana. Namun isu politik memang sangat menggelitik, membuat saya rindu, dan rasa penasaran saya tak bisa ditahan.

    Isu-isu itu memainkan perasaan setiap orang yang mengkonsumsinya, terlebih lagi adalah lawan politik yang membacanya, ini akan menjadi bahan ketawaan semut yang sedang sibuk bekerja. Semut-semut itu sejenak melihat tingkah laku manusia di Indonesia, lalu tertawa kecil sembari melanjutkan kesibukannya.

    Perasaan memang mudah dimainkan. Melalui tulisan pikiran akan menggambarkan hal-hal yang melebihi pikiran penulisnya. Pujian mengudarakan perasaan pembacanya. Bagaikan terbang bebas ke ruang angkasa raya ia senang tak terbayangkan. Celaan menjatuhkan hati pembacanya. Serasa dibanting, perasaan pembaca hancur lebur tak karuan.

    Dunia maya adalah senjata yang ampuh untuk menghancurkan pertahanan lawan. Orang yang jantungan mungkin akan mati seketika saat membaca tulisan-tulisan celaan. Orang yang sehat pun seketika sekarat melihat tulisan itu. Hatinya hancur lebur, nafsunya naik ke ubun-ubun, lehernya tegang, terkena angin dan seketika tewas karena jatuh ke jurang.

    Orang primitif terheran-heran. Namun ia tetap sibuk dengan persiapan menghadapi kehidupan setelah kematian. Ia tak mau terlibat dengan kekacauan yang telah terjadi pada orang era sekarang. Sampai ajal menjemput, ia tetap menjadi orang yang bahagia tanpa terikat oleh tipuan dunia.

    #SastraAbadi

  • Ada Tulisan yang Hilang – Haruskah Saya Bertapa Agar Tulisannya Muncul?

    masnasih.com – Tulisan ini memberikan bukti bahwa manusia tempatnya salah dan lupa, atau bisa dikatakan juga tiada yang sempurna. Buku yang terkemas di dalam plastik dengan cover yang rapi terlihat seperti tak ada yang cacat, ternyata isi di dalamnya ada satu halaman tak bertulisan.

    Namun saya yakin buku ini menjadi best seller atau bahkan mega seller karena buku ini masuk ke dalam toko buku yang bisa dikatakan kurang lengkap. Dugaan saya toko buku ini hanya menjual buku-buku yang laris di pasar buku atau paling tidak buku ini tak lekang dimakan oleh zaman alias kapanpun masanya buku ini selalu dicari oleh orang.

    Jika diambil pelajaran maka banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik, salah satunya adalah halaman yang kosong diibaratkan aib, sedangkan isi materi cover dan plastik pembungkusnya adalah perbuatan baik yang mampu menutupi aib tersebut.

    Semua orang mempunyai Aib. Orang yang baik perangainya lah yang mampu menutupi aibnya sehingga ia terlihat seperti orang yang sempurna. Orang yang berilmulah yang mampu membuat aibnya tak terlihat atau hanya samar-samar saja. Adapun ada yang melihat, ia tak terlalu menghiraukannya dan hanya dipendam sendiri tak diumbar-umbar ke orang lain.

    Berbicara tentang orang baik, kenapa aibnya tidak terlihat?

    Dengan logika sederhana orang yang baik tentunya kebaikannya yang menonjol, setiap sesuatu yang tak baik tidak ia lakukan atau dilakukan tetapi secara sembunyi-sembunyi. Orang baik juga tidak suka mengumbar aib orang lain sehingga ketika ada orang yang melihat aibnya, orang tersebut juga tak akan mengumbarnya ke orang lain.

    Sedangkan orang yang buruk perangainya aibnya cenderung terumbar. Baik diumbar sendiri ataupun diumbar oleh orang lain. Orang yang tidak baik akan melakukan perbuatan-perbuatan tak baik pula, bahkan perbuatan tersebut dilakukan di depan khalayak umum. Itulah aib yang diumbar sendiri.

    Orang yang tak baik juga suka menggunjing orang lain, mengoreksi kekurangan orang lain, dsb. Maka ketika orang yang digunjing mengetahuinya, bisa jadi orang tersebut menyerang balik dengan mengorek-ngorek aibnya kepada semua orang yang ia temui. Adapun jika orang yang digunjing ternyata membiarkannya, maka hukum alam akan berbicara, suatu ketika ia pasti aibnya akan terbongkar semuanya.

    Maka ungkapan tentang “manusia adalah tempatnya lupa dan salah” adalah benar adanya. Setiap orang mempunyai aib. Maka ketika kita melihat orang yang terlihat sempurna karena kita hanya melihat sampulnya saja.

    Aib adalah sesuatu yang akan membuat orang lain malu ketika terbongkar. Maka jagalah aib orang lain apabila ingin aib kita terjaga.  Wallahu A’lam.

  • Pemilu adalah Hak Setiap Individu sebagai Warga Negara

    Pilih Mana?

    masnasih.com – Saya adalah orang yang tidak paham tentang perkembangan politik di negara ini terlebih lagi di dunia. Hanya melalui berita saya mencoba untuk menampung informasi satu persatu ditambah dengan pengetahuan lain yang nantinya akan digunakan untuk memfilter siapa calon yang tepat untuk dipilih. Pengetahuan agama juga tak luput ikut andil dalam bagian ini, namun juga tidak 100% kontribusinya karena hukum positif dan hukum adat juga ikut andil.

    Pemilu adalah Hak Setiap Individu sebagai Warga Negara

    Ketidaktahuan tentang perkembangan politik inilah yang membuat saya bingung dalam menentukan pilihan ditambah lagi apabila calon yang akan dipilih ternyata tidak cocok semua dalam kriteria idealnya. Terkadang saya lebih suka memilih tidak memilih dan pasrah dengan apa yang akan terjadi dan mengiringinya dengan doa, semoga yang menang adalah orang yang memang pantas untuk memimpin dan dapat menjalankan amanatnya dengan baik ikhlas tanpa pamrih.

    Alasan Fanatik dan Perbedaan Pengetahuan

    Adanya orang yang terlalu fanatik hanya ada 2 alasan. Dia sangat tahu betul siapa yang akan dipilih, dan dia termakan isu murahan sehingga berpikir bahwa yang ia pilih adalah orang yang paling benar sedangkan yang tidak dipilih adalah orang yang harus ditumbangkan dengan alasan berbahaya, padahal sebenarnya ia tidak tahu apa-apa alias hanya ikut-ikutan.

    Memilih pemimpin harus memperhatikan beberapa faktor dari sisi yang berbeda. Maka tak heran jika banyak orang yang berselisih dan berbeda pilihan, semua itu karena pengetahuan yang mereka miliki juga berbeda-beda. 

    Kedewasaan dalam Pemilu

    Orang yang melihat calon pemimpin dari banyak sisi akan bersikap lebih dewasa daripada orang yang melihat calon pemimpin hanya dari beberapa sisi saja. Bersikap dewasa artinya santai dan tidak menggebu-gebu dalam memilihnya, ia akan menghargai apa yang orang lain pilih dan tidak menjelek-jelekkan pilihan orang lain terlebih lagi memaksa orang lain untuk memilih. 


    Pemilu adalah hak individu, maka ketika memaksa orang lain untuk memilih calon tertentu sama artinya merampas hak orang lain. Menggiring opini positif tak ada salahnya, tetapi membawa opini negatif dengan cara menjelek-jelekkan salah satu atau sebagian calon adalah salah besar karena akan menimbulkan kebencian yang mendalam ke hati para orang yang tak tahu apa-apa. 

    Hak Individu dalam Pemilu

    Ketika kebencian sudah masuk ke dalam hatinya, maka kebaikan sebesar apapun akan dinilai jelek orang orang tersebut apalagi kejelekannya tentunya akan menambah besar kebenciannya. 


    Akan lebih bijak jika memberikan masukan-masukan positif agar tak ada kebencian yang terbentuk. Jika memang tidak ada masukan positif yang perlu disampaikan lebih baik diam karena itu lebih aman dan terhindar dari fitnah.
  • Dilarang Berhenti Menulis di Tengah Jalan

    Ilmu bisa jadi dari buku

    masnasih.com – Tak terasa waktu pagi sudah tiba, tubuh ini masih tak mau memejamkan pikiran barang sebentar. Yang terjadi hanyalah pikiran yang masih siap tempur dan tak sedikitpun kendur. Aku hidup di dunia antah brantah, penuh dengan pelangi kehidupan. Jalan-jalan bebatuan terjal selalu menghadang. Akupun mulai terbiasa dengan hal ini.

    Sepuluh jariku masih sangat sigap menyentuh tombol-tombol lunak keypad notebook. Mengetikkan sebuah kata dari dalam hati ditemani suara auman orang yang terlelap dalam tidurnya. Sungguh tiada gundah tiada gulana, yang terlihat hanyalah sebuah keasyikan dari buah tantangan yang masih jelas sejauh mata memandang.
    Aku  duduk menghadap jendela yang tertutup kelambu hijau. Kelambu hijau juga menjadi pelindung sekaligus penutup kejamnya dunia yang penuh dengan tipu daya. Memandang ke depan fokus tanpa melirik ke arah sekitarnya. Sekali-kali ku hentikan aktivitas ini, mengingat apa yang telah terjadi dan yang tak mungkin dapat kembali.
    Adalah pikiran-pikiran masa depan yang selalu hadir tanpa ku hadirkan. Masa depan yang belum jelas kemana akan melangkah dan kemana akan melabuh. Disebut pengembara, tak pantas; disebut pengemis, tak meminta; disebut orang miskin, tak peduli dengan janji-janji; hanya saja diri ini butuh akhlak terpuji.
  • Mental akan Berkembang Manakala Kita Mau Menghadapi Dunia

    Menghadapi Masalah

    masnasih.com – Mental terbentuk karena adanya latihan secara bertahap. Mental seorang pembicara akan terbentuk ketika ia mau menjadi pembicara untuk pertama kalinya sekalipun terpaksa. Dengan keterpaksaan, menjadi terbiasa, dan akhirnya menjadi biasa dan terbentuklah mental tersebut.

    Kita mampu menyelesaikan masalah manakala kita mau menghadapi masalah. Menghadapi masalah adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. Dengan menghadapi masalah kita akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga kita bisa menganalisis dan memperkirakan solusi yang tepat.
    Mental seorang yang tangguh adalah selalu siap dan tegap dalam mengahadapi masalah yang menyelimuti kehidupannya. Semakin banyak masalah yang dihadapi maka mental tangguh seseorang terbentuk sedikit demi sedikit. Kita tak akan menyadarinya sampai kita merasakan ternyata telah terjadi perubahan besar dalam diri kita.
    Mental  terbentuk karena banyaknya pengalaman yang kita dapatkan. Semakin berpengalaman semakin enjoy menghadapi setiap permasalahan karena kita sudah mengetahui apa masalahnya dan apa solusinya walaupun terkadang masih merasa kebingungan.
    Pengetahuan juga ikut andil dalam membentuk mental seseorang. Semakin banyak pengetahuan semakin kuat pula mental seseorang. Membaca yang dimaksud adalah membaca yang sesuai dengan mental yang sedang ia bangun. Mental penyanyi tentunya berbeda dengan mental penceramah. 
    Benang merah dari perkembangan mental adalah mau menghadapi setiap masalah yang muncul di kehidupan. Mengembalikan ke Sang Pencipta juga akan membuat mental semakin kuat dan mantap.
  • Hujan Turun di Sore Hari Saat Aku Butuh Istirahat

    Hujan di Sore Hari
    masnasih.com – Hujan turun lagi hari ini. Akan ada sebuah kejutan tersendiri untuk hidup yang penuh dengan lika liku ini. Aku memilih untuk menuliskan tulisan yang mungkin akan sedikit menginspirasi. Tulisan yang sengaja kubuat untuk mengisi kekosongan waktu yang sibuk ini.

    Hujan turun deras bagaikan musim hujan januari. Pagi, sore, dan malam hujan turun tanpa henti menyisakan genangan air yang membuat orang enggan untuk menapakkan kaki ke rumah ilahi. Aku terus mengetikkan jari mencoba merangkai kata-kata yang tak bermakna namun kucoba untuk menampakkan pesan tersembunyi.

    Derai air hujan yang mengeplak kulit ari, namun udara di dalam rumah justru menjadi hangat tak mendinginkan tubuh ini. Kucoba untuk mengetikkan sebuah kata bermakna mengisi setiap tetes air hujan. Ingin kucurahkan semuanya dalam tulisan, namun hati dan ketikan tak sejalan dengan pemikiran.

    Hidup yang penuh warna, hujan membawa bahagia namun tak sedikitpun membuatku gila. Tertawa tidak menangispun tak keluar air mata. Hanya saja perasaan ini sedih dan bahagia bercampur satu tak mampu kutafsirkan apa yang sebenarnya kurasakan. Aku hanya menyangka ini adalah curahan hati yang butuh di sampaikan ke seluruh dunia.

  • Hujan Turun di Pagi Hari dengan Sejuta Kenangan

    Hujan di Pagi Hari



    masnasih.com – Setelah jam 3 lebih saya mengistirahatkan tubuh, menelusuri kehidupan mimpi yang cukup menegangkan dan bangun saat terdengar sayup-sayup suara mbakyu membangunkan semua penghuni ruang tamu rumah kecil itu. Suara adzan menggema menggetarkan hati para pecinta agama. Aku membuka mata dan terdiam lalu menutup kembali mata memanfaatkan waktu sampai iqomat berkumandang.

    Suasana pagi ini masih dingin, rintik-rintik gerimis mulai terlihat di kegelapan mendung pagi ini. Walaupun malam tadi hujan, namun udara tak begitu dingin hanya menyentuh kulit luar tak sedikitpun menggigilkan tubuhku.

    Bulan ini bukanlah musim hujan, namun akhir-akhir ini turun hujan hampir setiap malam, inilah yang dinamakan pancaroba adalah musim yang tak menentu. Hujan yang seharusnya turun di akhir tahun dan awal tahun, justru turun di pertengahan tahun yang seharusnya adalah musim kemarau.

    Tak sedikit orang yang menceritakan tentang keganasan hujan sang pembawa virus yang pembuat orang demam, padahal hujan adalah rahmat Tuhan. Adalah sebuah keanehan jikalau hujan membawa berita buruk bagi para penikmatnya, atau mereka yang terpaksa menikmatinya karena tak ada tempat teduh saat mereka menelusuri jalanan.

    Apakah ini sebuah kerusakan yang dibuat manusia sendiri? Sampah-sampah yang dibakar tak melihat masa depannya, tak melihat bahaya yang akan ia tanggung. Sebuah bencana yang akan menimpa banyak orang pun tak ia indahkan. Entah karena kebodohannya, atau ia pura-pura buta.

    Di sisi lain memang bumi sudah terlalu tua untuk ditempati. Sudah banyak oknum yang telah merusak nya tanpa memikirkan masa depan anak cucunya demi kesenangan sesaat. Menebangi pohon-pohon yang rindang, membiarkan limbah industri bebas terbang ke awan tanpa memfilternya.

    Hujan pagi ini membuat hati ingin bermuhasabah, mengingat segala yang pernah kulakukan, dan melist kembali pencapaian dan kegagalan yang telah kudapati. 

  • Ternyata Perempuan Itulah yang Kucinta

    Dialah yang Perempuan Kucintai

    masnasih.com – Dinginnya malam tak membuat semangatku turun untuk bertemu dengan seorang perempuan yang kini telah membahagiakan hati yang sudah berbulan-bulan membuat kesal. Canda tawanya membuat hati merasa nyaman, perasaan yang sebelumnya galau tak karuan menjadi merasa adem dan nyaman, semangatpun mulai tumbuh mengembang. 

    Namun kabarnya semenjak ku tinggal pagi itu, canda tawa sudah tak terlihat lagi menyisakan keheningan suasana yang makin mencengkam bagi orang yang ada di sampingnya. Adalah adik dan kakakku yang ada di sampingnya. Dalam hatiku hanya mengira, mungkin pagi tadi sudah makan banyak diselingi canda tawa membuatnya merasa tenang dan bisa beristirahat untuk memulihkan kesehatannya.
    Aku berjalan menuju rumah sakit, cuaca nampak mulai bersahabat. Gerimis yang sempat membasahi bumi itu mulai berhenti menyisakan jalanan yang basah lembab. Aku terus melafalkan sholawat dan hawqalah di sepanjang jalan.
    Memasuki area parkir hati dan pikiran masih berharap semuanya akan baik-baik saja, ku letakkan helm dan kali ini ada sedikit yang berbeda, parkir yang biasanya bayar belakangan sekarang harus bayar duluan. Aku berjalan memasuki jalan utama rumah sakit dan menelusuri lorong, naik tangga dan menuju ruang dimana perempuan yang selalu ku harapkan kebaik-baikan sajanya berada.
    Kulihat ada 5 orang yang mengerumuninya. Adalah 3 laki-laki tetangga saya yang bersama ibunya sedang menjenguk, dan 2 orang lainnya adalah adikku yang sedang membisikkan nama Allah di telinga perempuan itu, dan kakak saya yang masih terlihat bingung. 2 Perempuan adalah adik saya yang juga kebingungan dan seorang ibu yaitu tetangga yang sedang memandang perempuan yang tergeletak di ranjang itu.
    “Panggil suster” kata adikku sambil membisikkan kalimat Allah di kuping kanan perempuan yang tergeletak itu. Aku tak langsung memanggilkan, namun kupegang kaki perempuan yang nafasnya mulai putus-putus sambil kubacakan doa. 
    Beberapa saat kemudian tubuhnya sudah tak bergerak, ku sentuh pergelangan tangannya, masih terasa denyut nadinya. Ku dekatkan tangan ke hidungnya tak kurasakan panasnya nafas perempuan itu, kulihat tubuhnya sudah tidak bergerak, ku pegang pergelangan tangannya masih terasa nadinya, kakinya juga masih hangat.
    Mulai ada rasa curiga di benakku, aku terpanggil untuk memanggil suster. “Suster.” kami serentak memanggil suster yang masih berjalan di luar ruangan tempat kami berada. “Iya. Ada apa?” Suster itu langsung berhenti dan masuk ke ruangan. Kami langsung menunjuk ke arah perempuan yang sudah tak bergerak itu. 
    “Sejak dari kapan ini?” Tanya suster setelah cek nadi perempuan itu. “Barusan suster” jawab kami serempak. Suster itu bergegas keluar ruangan.
    Hatiku mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ku pegang pergelangan tangan perempuan itu. “Innalillahi.” denyut nadinya sudah tak terasa lagi.
    Perasaan yang kesal dan benci sirna begitu saja. Aku mulai sadar ternyata aku sangat mencintai perempuan itu. Perasaan yang tak mungkin terjadi padaku saat ini benar-benar terjadi dan kurasakan walaupun tak sedalam orang pada umumnya.
    Suster-suster dan dokter masuk ke ruangan, keluar dengan menyerahkan surat kematian. Mulai saat itu baru kurasakan rasa cinta yang sesungguhnya, orang yang akhir-akhir ini kubenci ternyata adalah orang yang paling kucintai. Hatiku merasa sesak, perasaan ini sungguh tak bisa diabaikan seperti biasanya. Sungguh terenyuh hati ini melihat kenyataan yang sudah terjadi.
    Semuanya terdiam sibuk dengan perasaannya sendiri-sendiri. Orang-orang penasaran ingin tahu apa yang terjadi, merekapun merasakan suasana duka yang sedang terjadi. 
    Aku mulai sadar, ternyata dialah perempuan yang kucintai selama ini. 
  • Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut Setiap Manusia Akan Mati

    Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut



    masnasih.com – Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut setiap orang yang hidup pasti akan mati. Kita tidak tahu kapan kita akan mati, tetapi yang pasti kita akan mengalami kematian. Hidup di dunia hanyalah sementara, untuk beribadah kepada Allah SWT.

    Seringkali kita lupa akan datangnya kematian. Hati yang terlena oleh tipu daya dunia membuat kita lupa akan kematian yang akan datang. Mati untuk mempertanggung jawabkan semua hal yang kita lakukan. Tanggung jawab kita sebagai manusia terhadap Tuhannya, Tanggung jawab kita sebagai manusia dengan manusia lainnya, dan tanggung jawab kita sebagai manusia terhadap alam sekitar kita.

    Kullu nafsin dzaiqotul maut. Hidup di dunia adalah sarana untuk mencari bekal di kehidupan akhirat. Hidup untuk mencari bekal, mati untuk dihidupkan kembali dengan alam yang berbeda. Setiap siksaan adalah perbuatan yang tak baik di masa hidup, dan setiap kebahagiaan adalah kebaikan di masa hidup. Maka berbuat baik merupakan keharusan yang harus kita pertahankan untuk mendapatkan kebahagiaan di masa hidup setelah mati.