Category: Catatan Harian

  • Tuhan yang tidak memberi atau kamu yang meminta?

    masnasih.com – Terkadang kita rancu dalam bergerak, karena tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Aku hanya ingin bercerita tentang temanku dan juga kegagalanku dalam memutuskan sebuah pilihan. Semoga cerita ini bisa menjadi informasi yang bisa dicerna oleh pembaca agar tidak terjadi hal yang serupa seperti yang aku alami.

    Semua berawal dari saat aku mulai menjalankan usaha. Di situ ada teman yang menawarkan modal untuk dikelola. 
    Saat itu aku benar-benar tidak membutuhkan tambahan modal untuk usaha dan saat temanku menawarkan, aku sempat menolaknya. Tetapi karena dia sedikit memaksa akhirnya aku menerima dengan sebuah syarat. 
    Syarat yang kuminta adalah uang untuk modal itu tidak boleh diminta sebelum satu tahun berjalan. Saat itu aku sudah menanyakan kesanggupannya, bahkan aku memastikan dan menanyakannya berkali-kali dan dia menyanggupinya. 
    Sebulan berjalan ternyata dia membutuhkan uang karena ada keperluan yang menurutnya mendadak. Hingga akhirnya harus meminta sebagian uang itu untuk dipakai. Memang dia menganggap uang yang diambil adalah utang, dan nanti akan mengembalikannya. 
    Memang pada awalnya dia melunasi utang itu. Tapi tidak lama kemudian dia meminjam lagi karena alasan yang sama. Karena butuh, dan aku memberikannya. Dan ternyata bulan demi bulan berjalan, dia terus melakukan hal yang sama hingga pada akhirnya semua uang modal habis dalam bulan terakhir sebelum masa perjanjian selesai. 
    Namun, dari perjalanan itu mendapatkan keuntungan bersih hingga 3jutaan dan sisa beberapa barang yang belum terjual. 
    Memang pada pertengahan tahun produk yang kami jual tidak selaku 6 bulan pertama sehingga aku memutuskan untuk membeli produk baru untuk menjalankan usaha itu. Namun, di waktu yang sama temanku mempunyai ide sendiri untuk membuat produk lain. 
    Kebetulan produk itu belum aku ketahui pasar dan cara memasarkannya, dan keluhan itu sudah kusampaikan, namun dia tetep kekeuh ingin mencobanya sehingga dengan sedikit keberatan aku mengiyakan. 
    Dari hasil usaha yang di dapatkan waktu itu tentu masih cukup untuk perputaran usaha produk sebelumnya, namun saat separuh modal dipakai untuk membuat produk akhirnya terhambat perputaran produk yang sudah berjalan akhirnya berhenti. 
    Singkat cerita temanku sudah membuat produk baru itu. Dan dibawa ke tempatku untuk dijual. Namun karena ada banyak kekurangan dari produk itu, aku hanya bisa menjual beberapa pcs saja itupun yang membeli tetangga2 dan teman-teman dekat. Sisanya menumpuk tidak laku dijual. 
    Produk yang dibuat sangat tidak efektif dan efisien melihat modal sangat minim. 
    Seharusnya modal yang minim hanya bisa digunakan untuk membeli produk jadi dan dijual kembali. 
    Karena produk baru ini dibuat sendiri sehingga membutuhkan bahan-bahan dan peralatan tambahan. Untuk membeli bahan tentu lebih mahal karena skala pembeliannya masih sedikit, membeli bahan dari luar kota sehingga membutuhkan biaya pengiriman, bahan yang digunakan kualitas tinggi sehingga menambah pengeluaran. 
    Dari bahan yang dibeli saja sudah seharga produk jadi yang bisa di beli dipasaran. Dengan proses produksi dan membeli peralatan dan perlengkapan menambah pengeluaran yang cukup banyak. 
    Maka harga jualnya menjadi 2 kali lipat dari barang dengan kualitas yang sama di pasaran. Dari situ dari segi harga saja sudah kalah, belum lagi aku yang diberi kepercayaan untuk menjual produk itu tentu kesusahan. 
    Aku berharap pembaca bisa mengambil pelajaran dari sini. Untuk menjalankan sebuah usaha kita harus tau betul target market dan tehnik marketing yang efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil maksimal. Jangan mengerjakan sesuatu yang tidak kita ketahui sama sekali karena akan menghambat pencapaian target yang sudah ditetapkan. 
    Karena kegagalan itu dan kemandekan usaha, aku mencoba hal baru dan tidak menggunakan uang sendiri untuk membangun usaha kembali. Beberapa bulan berjalan akhirnya aku menawarkan pilihan ke temanku untuk mencoba usaha yang baru ini. 
    Pada awalnya memang aku bantu untuk menjalankan usaha itu, aku sering menawarkan untuk mengajarkan semua pengetahuan yang aku tau agar dia bisa menjalankan usahanya sendiri. 
    Setahun berjalan ternyata dia tidak mau belajar dengan alasan yang bermacam-macam. Aku masih terus membantu menjalankan usaha itu bahkan pada awalnya dia masih ikut serta semakin lama semakin lepas tangan dan aku yang mengelola penuh usahanya tanpa ada imbalan sepeserpun. Tak hanya sampai situ, temanku justru meminta bantuan di saat membutuhkan dan aku terus membantu. 
    Tak hanya sampai situ saja, di saat-saat tertentu saat dia betul-betul membutuhkan uang mengambil sendiri uang hasil usahanya yang tentu uang itu adalah uangku karena posisi sudah berbalik, dia sudah punya utang yang cukup besar dari nominal-nominal kecil yang terus menerus. 
    Aku perlu sampaikan ini karena untuk meluapkan isi hati dan juga sebagai pelajaran untuk siapa saja yang membaca tulisan ini agar tidak mengalami seperti yang aku alami, atau bahkan justru menjadi seperti temanku yang satu ini. 
    Hingga sampai saat tulisan ini dibuat, temanku masih punya utang dan sayangnya dia tidak mau tau dengan usahanya yang aku handel sendiri. Sebagai pelajaran, mulai saat ini aku sengaja tidak memperdulikan usahanya agar dia sadar untuk menghargai belas kasihan teman. 
    Jika aku tidak menghandel usahanya sudah dipastikan tidak akan jalan lagi karena dia bahkan tidak mengetahui cara menjalankan usaha yang kuhandle selama ini. Tapi aku berdoa semoga dia diberi rezeki di jalan lain, atau sadar dan mau belajar melanjutkan usaha yang sudah jalan. 
    Sebenarnya aku kasihan, dan mungkin akan dianggap tak baik di mata orang, tapi melihat perlakuannya yang begitu menyepelekan tentu harus diberi pelajaran. Dan mungkin Tuhan sedang mengingatkan dia yang malas untuk sekedar belajar mengerjakan sesuatu yang mudah untuk dipraktekkan. 
    Ada beberapa perilaku yang tidak boleh dicontoh pembaca dari yang melekat pada temanku. 
    1. Di beri kesempatan untuk belajar tidak mau memanfaatkan.
    2. Ingin sukses dalam usaha tetapi tidak mau payah.
    3. Mengingkari janji dari kesepakatan awal.
    4. Bertindak tanpa dasar pengetahuan yang mumpuni.
    5. Dikasih hati minta ampela.
    Semoga Allah memberikan jalan lain untuk temanku dalam mencari rezeki. Dan aku kira sudah cukup untuk membantu temanku dan fokus membangun kembali istana bisnisku yang sudah sekian purnama mengalami kemunduran. 
    Wallahu A’lam Bisshowab. 
  • Insan Mulia

    Begitu indah menawan, kulihat bayanganmu yang selalu muda dan rupawan. Senyum renyah menyapa setiap orang. Anggun elok rupamu bak purnama. 

    Perjalananmu menjadi tonggak penting dalam meluruskan jalan. Lurus indah penuh dengan bunga-bunga bermekaran. Hijau rindang sejuk menyegarkan. 
    Puja puji memancarkan cahaya keimanan. Menggugah hati memberi pencerahan. Engkau ada menjadi naungan, ketiadaanmu luluh lantak semua harapan. 
    Sang pujaan hati semua orang iri namun tak membenci. Mencintai untuk dicintai daripadamu. Engkau harapan dari segala harapan. Menjadi jalan menuju kesejahteraan penuh kebahagiaan. 
    ~Allahumma Sholli Wasallim ‘Alaih..

  • Menghilangkan kegelisahan

    Siapa yang rela dirinya digrandungi rasa gelisah. Gelisah itu perasaan galau bingung tak enak dan susah. Gelisah bisa datang kapan saja tanpa bisa kita duga. Gelisah membuat pikiran tak bisa berpikir tenang karena penuh dengan kebimbangan. 

    Gelisah adalah kumpulan dari pikiran-pikiran yang jauh dari realita yang diharapkan. Pikiran-pikiran yang penuh dengan impian namun belum satupun dilakukan sehingga timbullah kegelisahan. 
    Gelisah adalah kegagalan menetapkan prioritas utama untuk dipikirkan. Pikiran yang kacau menjadi bias untuk menetapkan tujuan. Akhirnya pikiran berjalan di tempat dan terpaksa menabrak dinding keraguan. 
    Seharusnya ada satu prioritas yang bisa difokuskan untuk mencapai tujuan, sehingga dilema kegelisahan menjadi sirna dengan sendirinya. 
    ~Catatan Harian Online
  • Jika kita mau berpikir logika, maka siapa yang mampu menolaknya?

    Memperbandingkan logika dengan realita ternyata sangat ampuh untuk mensugesti pikiran orang lain. Tak melihat dia orang yang lebih berilmu atau orang yang terhormat sekalipun jika logika sesuai dengan realita sangat mudah mengubah mindset seseorang untuk mengikuti apa yang kita paparkan. 

    Ucapan yang berdasarkan logika lebih mudah masuk ke dalam pikiran seseorang, maka sekali saja sudah masuk ucapan selanjutnya akan dianggap valid semuanya, sekalipun ucapan itu terdapat kekeliruan. 
    Sugesti bisa diberikan dengan cara halus, bisa juga diberikan secara paksa dengan mengulang-ulang ucapan hingga orang lain jenuh dengan ucapan itu sehingga terpaksa memvalidkan ucapan itu. 
    Atensi adalah salah satu media untuk memasukkan sugesti secara halus. Penerimaan informasi baru akan menjadi sugesti yang baru. Ketika mendapat informasi untuk kedua kalinya, pikiran akan memvalidasi dengan informasi pertama yang dianggap valid. 
    Ketidaktahuan kita bisa menjadi kerugian dalam segala hal, namun mempunyai pikiran yang terbuka akan menjadi media untuk mengubah kerugian menjadi keuntungan yang jauh lebih tinggi nilainya. 
    ~Coretan Pena Online
  • Hidup yang Hampa

    masnasih.com – Hidup tak cukup hanya di jalani, namun juga harus ada proses menikmati hidup sesuai dengan koridor-koridornya. Terkadang cinta dunia itu perlu untuk merasakan nikmat Tuhan yang begitu bergelimpahan. Terkadang merasakan flat dalam kehidupan juga dibutuhkan untuk mengingatkan bahwa dunia itu bukanlah apa-apa melainkan tempat singgah sementara dalam tamasya manusia. 

    Hambar rasanya menjalani kehidupan yang serba berkecukupan, masalah selalu muncul silih berganti tiada henti. Hidup serasa sunyi di antara gemerlap dunia dan kebisingan kota yang menyapa. Semakin di tata semakin tak wujud bentuk dunia dengan kemegahannya. Kita disibukkan oleh pikiran-pikiran yang seharusnya tak perlu dipikirkan, semakin hari semakin terkucil dan kehilangan jati diri. 
    Sulit rasanya menghadirkan rasa sederhana dengan ketenangan jiwa, menikmati suara kicauan burung di pagi hari, gemericik air sungai yang mengalir, canda tawa anak kecil yang bermain riang gembira. Kini yang tersisa hanyalah kesunyian di antara keramaian, ramai namun sepi tanpa arti. 
  • Aku Percaya, Makanya Aku Melakukannya

    masnasih.com – Bisa karena mencoba, tak hanya bilang tanpa melakukan, berharap tinggi tanpa unjuk gigi, berhalu tingkat tinggi. Ini bukan tentang bekerja, lalu menunggu tanggal muda, apalagi diam saja menunggu gaji buta. Ini masalah mindset dasar dan logika pikiran yang lebih masuk akal, ada sebab ada akibat, pantang berdebat sebelum membabat. 
    Aku percaya, maka aku melakukannya. Orang lain tak percaya, biarlah mereka berpikir bebas sesuai kapasitas otaknya. Dibikin simpel saja, tak perlu unjuk diri agar dihargai yang pada akhirnya hanya akan melukai diri. Cukup bergerak hiraukan ekspektasi-ekspektasi yang tinggi namun tetap percaya diri dan sadar suatu saat semua akan terjawab tanpa lisan ini menguap. 
  • Pernahkah Kau Gelisah Merasakan Kerunyaman Masalah Kehidupan? Aku Pernah Merasakannya

    Masnasih.com – Bersyukur masalah ini datang bersama rahmat Tuhan. Aku jadi sadar dengan semua permasalah yang akarnya dari dalam diriku sendiri. Bersyukur keriwehan hidup ini datang bersama pencapaian. Aku masih mampu menopang beban masalah seberat ini, namun sadar tak seberat masalah lebih besar yang orang lain pikul saat ini. Bersyukur aku masih bisa bersyukur. Pikiranku jadi lebih santai menjalani kehidupan yang lebih menantang lagi. 

    Masalahku adalah beban untukku. Namun, menjadi buah manis untuk menyadarkanku, mendewasakanku, merubah hidupku dari yang dipandang mata tak enak, menjadi lebih nyaman, sekalipun belum terlalu memanjakan keinginan orang. Masalahku adalah kesalahanku, merupakan tanggungjawabku untuk merapikannya, sekalipun mata lain memandang aku semakin ngawur saja. Masalahku adalah kelalaianku, menjelma serupa gong penanda ritual sakral tiba, sekalipun sebagian hati masih meronta gemas merana. 
    Bukan masalah apa-apa, hanya saja keikhlasan hati, kepasrahan diri, sadar semua dalam kendali Yang Maha Kuasa.
  • Makna Hidup Versiku

    Perjalanan ini sudah terlalu panjang, namun serasa singkat untuk dilalui. Aku masih mengingat pelukan itu, pelukan yang penuh dengan kasih sayang. Dia menimang-nimangku saat aku harus menjalani ujian hidup untuk pertama kalinya di saat aku belum tau apa-apa. 

    Aku masih mengingat betul ketika aku harus menjalani rutinitas saat aku dirawat karena penyakit yang aku derita. Saat itu aku berusia tak lebih dari 4 tahun, aku belum mengenal dunia sekolah, yang kuingat dunia dimana aku belajar mengeja huruf arab, bapak sendiri yang mengajarkannya. Aku masih mengingat betul masa-masa itu, terekam rapi dalam memori kenangan. 
    Di saat aku mulai menginjakkan kaki di dunia baru, dunia taman kanak-kanak yang asik tapi penuh dengan trauma-trauma kehidupan. Entah kenapa waktu itu aku harus mempunyai bisul di kepalaku sehingga tak jarang menjadi bullyan teman-teman nakal. Hidupku merasa tertindas waktu itu. Untuk melangkahkan kaki ke sekolah rasanya membawa beban berat yang tiada terkira. Sahabatku pun tak cukup mampu menjadi pelindungku dari ejekan teman-teman, hanya saja cukup menjadi tempat berkawan di saat yang lain mengabaikan. 
    Melangkah ke jenjang taman kanak-kanak B, aku mulai terbiasa dengan lingkungan pertemanan. Permainan pun serasa lebih menyenangkan, namun masalah baru muncul begitu saja. Aku yang dulu dianggap mampu mewakili teman-teman untuk mengikuti lomba, menjadi bumerang bagi diri ini. Bullyan yang telah hilang kini kembali datang dengan versi lain yang lebih membebankan. Kalian tak perlu tau atas dasar apa mereka membullyku. Yang jelas waktu itu aku malu, aku merasa terpojokkan dan serasa dunia cukup sempit untuk sekedar bersembunyi. Kedua tanganku pun tak cukup untuk menutup kedua telinga. Seakan-akan ejekan itu terngiang-ngiang dalam pikiran. 
    *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
  • Grumungan

    Grumungan adalah bahasa jawanya ngobrol. Grumungan yang menjadi budaya masyarakat paguyuban mendadak hilang menjadi hidup dalam dunianya sendiri dengan gadget yang ada di genggaman setiap individu. Dunia ada di genggaman yang menjadi halu di masa lalu sudah menjadi kenyataan yang baru, namun menjadi bumerang yang menyakitkan.

  • Semangat yang Hilang

    Hidup serasa hampa, kering kerontang tanpa cahaya kehidupan. Tak terasa waktu terus berlalu menyisakan sejuta kenangan yang mudah tuk dilupakan. 

    Sang mentari enggan menampakkan diri, pada hati yang tak mau mengerti. Menafikan Tuhan Sang Semesta Alam, hati kosong tak karuan. Kesadaran kian menghilang. 

    Hati tanpa cahaya ilahi bingung bimbang di setiap jalan. Rasa salah rasa lelah kian mengembang menyisakan kegalauan yang berkepanjangan, bak kemarau yang enggan berganti musim hujan.

    Sejuknya hati lentera kejiwaan. Hati tenang tak ada rasa bimbang. Hangat nyaman kerinduan, berjalan berdampingan dengan Sang Tuhan.

    ~Kekasih Abadi