Karangasem – Desa Tenganan, salah satu desa adat tertua di Bali, kini memperkenalkan varian baru dari kain gringsing, kerajinan tenun khas mereka. Peluncuran ini dilakukan pada 15 Januari 2025 dalam sebuah acara budaya yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, seniman lokal, dan wisatawan.
Ketua Kelompok Pengrajin Gringsing, I Ketut Ardana, mengatakan bahwa inovasi ini bertujuan untuk menjaga relevansi kain gringsing di era modern tanpa menghilangkan nilai tradisionalnya. “Kami menciptakan motif baru yang tetap mengacu pada filosofi budaya Bali, tetapi lebih sesuai dengan selera pasar saat ini,” ujarnya.
Desa Tenganan Perkenalkan Kerajinan Gringsing Baru

Proses Pembuatan yang Rumit
Kain gringsing dikenal sebagai salah satu hasil tenun paling rumit di dunia, membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Motif baru ini juga dibuat menggunakan teknik dobel ikat, yang merupakan ciri khas dari kain gringsing. Para pengrajin menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan lokal untuk menjaga keberlanjutan dan keaslian produk.
Ni Luh Sari, salah satu pengrajin, mengungkapkan bahwa motif baru ini terinspirasi dari alam sekitar desa, seperti pepohonan, bunga, dan pola geometris tradisional. “Kami ingin menunjukkan bahwa kain tradisional bisa terus berkembang tanpa kehilangan identitasnya,” katanya.
Dukungan Pemerintah dan Komunitas
Pemerintah Kabupaten Karangasem memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Kepala Dinas Pariwisata, I Gusti Made Sujana, mengatakan bahwa inovasi ini tidak hanya mendukung pelestarian budaya tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa. “Kami berharap kain gringsing varian baru ini dapat menarik perhatian pasar internasional,” ujarnya.
Acara peluncuran ini juga diisi dengan workshop tenun, pameran kain gringsing, dan pertunjukan seni tradisional yang melibatkan komunitas lokal. Kegiatan ini menjadi ajang edukasi sekaligus promosi bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat budaya Desa Tenganan.
Respons Positif dari Wisatawan
Wisatawan yang menghadiri peluncuran ini memberikan respons positif terhadap inovasi tersebut. “Kain gringsing memiliki keindahan dan makna mendalam. Melihat proses pembuatannya langsung adalah pengalaman yang sangat berharga,” kata Linda Parker, turis asal Australia.
Dengan diperkenalkannya varian baru ini, Desa Tenganan berharap dapat terus memperkuat posisinya sebagai pusat kerajinan tradisional di Bali. “Kami ingin generasi muda merasa bangga dan termotivasi untuk melanjutkan tradisi ini,” tutup I Ketut Ardana.
Baca juga: HTML Editor – Edit HTML dan Langsung Lihat Hasilnya